Selasa, 03 September 2013

Bersedekah dalam Berbisnis

Download ebook 

Bersedekah dalam Berbisnis.pdf

Dahulu seorang sahabat Nabi pernah bertanya kepada Nabi Muhammad.

Kira-kira dialognya seperti ini:

Sahabat: "Ya Nabi. Saya mau bertanya, kenapa dagangan gandum saya kurang
laku ya? Padahal saya sudah jujur dan tidak berlaku maksiat. Kira-kira
saya masih salah dimana ya Nabi?"

Nabi: "Bagaimana cara kamu berdagang?"

Sahabat: "Saya mencoba berdagang dengan tidak berlaku curang. Saya tidak
mengurangi timbangan barang sedikitpun. Gandum 1 liter, ya saya jual 1
liter, tidak saya kurangi. Anehnya, pedagang Quraisy di sebelah saya
yang mengurangi timbangan, kok malah lebih laku dari saya. Kenapa ya
Nabi?"

Nabi: "Oh begitu. Berarti cara dagang kamu masih kurang tepat."

Sahabat: "Kurang tepatnya dimana ya Nabi?"

Nabi: "Begini, dalam setiap 1 liter gandum yang kamu jual, kasih
lebihan. Jadi jangan kamu jual tepat 1 liter, tapi lebihkan supaya
pembeli merasa senang."

Tak lama kemudian sahabat tersebut mempraktekkan petunjuk dari Nabi
tersebut. Setiap ada yang membeli gandum, selalu diberikan lebihan
olehnya. Beberapa hari kemudian dagangan sahabat tersebut jauh lebih
laku daripada pedagang Quraisy disebelahnya.

Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari cerita diatas. Pertama,
dalam berdagang, jujur saja tidak cukup. Kita juga harus cerdik dalam
melihat dan menyiasati situasi pasar yang ada. Kedua, taktik dagang yang
dianjurkan Rasul kepada sahabat tersebut, banyak digunakan oleh pedagang
Cina, yaitu marjin sedikit, tapi volume penjualan tinggi. Ketiga, dengan
berat gandum yang telah ditambah lebihan, pembeli dengan mudah bisa
membedakan gandum yang dijual oleh sahabat lebih berat dan tentu lebih
banyak dibandingkan gandum yang dijual oleh pedagang Quraisy. Keempat,
dalam Islam lebihan tersebut adalah sedekah, yang bila diterima oleh
Allah SWT, berkahnya dunia dan akhirat. Kelima, lebihan tersebut adalah
bonus. Pada dasarnya orang suka akan bonus, baik berupa lebihan atau
diskon harga.

Bagaimana menerapkan konsep sedekah dalam berbisnis untuk konteks yang
lain? Dulu saya pernah mengikuti pameran software perpustakaan skala
kecil di perpustakaan pusat UI. Waktu itu saya jualan CD. Isinya beragam
aplikasi perpustakaan open source yang saya dapat gratis dari internet.
Saya tinggal memberikan added value konten berupa tutorial bagaimana
meng-install dan menggunakan beragam aplikasi tersebut. Modal yang saya
keluarkan cuma 300 ribu rupiah untuk membeli 100 CD dan casingnya. Saya
bawa komputer sendiri. Agar tidak rugi, saya baru nge-burn CD kalau ada
yang mau beli (write on demand).



Apa sedekah saya buat pembeli? Kebetulan sewaktu membeli casing CD, saya
dapat bonus 50 pulpen. Pulpen tersebut yang kemudian saya gunakan
sebagai sedekah kepada pembeli. Tentu kepada pembeli tidak saya bilang
sedekah, tapi saya bilang BONUS. Setiap pembelian CD, mereka dapat bonus
pulpen. Believe it or not, dalam tempo 1,5 jam, saya bisa menjual 40 CD
yang dibandrol harga 20.000 rupiah per CD nya. Modal sudah balik, bahkan
untung, dan masih banyak sisa CD yang bisa dimanfaatkan buat keperluan
lain. Menurut saya, mereka yang membeli CD tersebut karena ada added
value berupa tutorial tambahan yang penuh gambar dan mudah diikuti.
Apalagi di situs web dimana program-program tersebut bisa diunduh,
dokumentasinya tidak cukup detail, sehingga menyulitkan buat pustakawan
pemula dengan kemampuan TI terbatas untuk mencobanya. Tapi yang menarik,
banyak orang yang tadinya masih ragu untuk membeli, melakukan impulse
buying begitu diberitahu ada bonus pulpen dengan tali yang lagi ngetren
saat itu. Pelajaran yang saya dapat: "orang suka diberi bonus,
sesederhana apapun bonus tersebut". Jadi kalau anda berdagang, jangan
lupa kasih bonus (baca: sedekah).

Mungkin ada pertanyaan, kalau berdagang barang yang tampak (tangible),
memang gampang kasih bonusnya, sekarang bagaimana dengan barang yang tak
tampak (intangible) seperti jasa. Gampang! Contohnya, anda ingin
mendapatkan proyek untuk pembuatan corporate plan 2007 suatu perusahaan.
Ketika tahap negosiasi, anda bisa bilang, bahwa nanti anda akan kasih
bonus berupa sosialisasi corporate plan ke cabang perusahaan di berbagai
daerah di Indonesia. Anda tidak usah dibayar, tapi cukup diganti ongkos
transportasi ke cabang-cabang perusahaan tersebut. Atau anda juga bisa
langsung memasukkan komponen bonus dalam penawaran yang anda masukkan.
Tergantung kebutuhan dan situasi yang anda hadapi. Atau contoh lain yang
pernah saya lakukan. Sewaktu menjual software buatan saya, biasanya saya
kasih bonus instalasi Operating System (Unix/Linux) termasuk optimasi
kernelnya plus instalasi aplikasi server lain yang dibutuhkan seperti
server web dan database.

Selamat mencoba!


Ustadz hendrowicaksono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar