Selasa, 03 September 2013

Kaya untuk Meningkatkan Ibadah, Ok. Kalo Matre, Jangan

Download ebook 

Kaya untuk meningkatkan ibadah ok kalo matre jangan.pdf


Masyarakat yg matre sifatnya ngoyo menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Dipikirannya ngejadiin dunia sebagai tujuan, dikepalanya cuma ada dunia, dunia, dunia tanpa meratiin cara2 yang digariskan oleh Islam untuk mndapatkannya secara halal serta berzakat, sedekah. Berbeda kalo yg materialisme ( matre ) biasanya bakalan kikir, pelit alias medit. Keadaan mereka yang matre seperti dikisahkan pegimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya-raya bernama Qarun digambarkan di dalam Al-Qur’an.


فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79)

Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.

Bardasarkan hal ini pantaslah bilamana teladan kita Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justeru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ

هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)

Betapa dalamnya pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13)

Allah tidak pernah berfirman: ”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling berharta di antara kamu”. Tidak...! Allah jelas tegas menyatakan bahwa taqwa merupakan tolok ukur sesungguhnya mulia-hinanya seseorang di mata Allah. Semakin bertaqwa seseorang berarti semakin mulia dirinya di sisi Allah. Dan sebaliknya semakin tidak bertaqwa seseorang berarti semakin hinalah dirinya di mata Allah Yang Maha Mulia. Dan perkara ini tidak berkaitan dengan banyak-sedikitnya harta yang dimiliki orang tersebut. Bisa jadi seseorang berharta sedikit atau banyak, asalkan ketqwaannya kepada Allah memang tinggi, berarti mulialah dirinya di sisi Allah. Sebaliknya, berapapun kekayaan atau kemisikinan seseorang, bilamana ketaqwaannya kepada Allah sangat tipis, apalagi tidak ada samasekali, berarti orang tersebut hina di dalam pandangan Allah. Taqwa merupakan timbangan sejati bernilai atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah yang Maha Tahu dan Maha Teliti PengetahuanNya



Maka hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah semestinya menjadi pegangan seorang beriman. Hendaklah bila sudah menyangkut urusan harta dan kekayaan seorang muslim janganlah memandang silau kepada orang yang berada di atas dirinya. Tapi sepatutnya ia bersibuk memandang mereka yang lebih rendah daripada dirinya sehingga rasa syukur dan ridha akan pemberian Allah senantiasa terpelihara di dalam dirinya. Bila ia sibuk memandang kepada mereka yang lebih kaya daripada dirinya, niscaya yang muncul adalah keluhan dan ketidakpuasan akan pemberian Allah kepada dirinya. Maka di zaman Qarun hidup ada sebagian masyarakat Mesir yang tetap bersikap benar dalam memandang Qarun. Mereka inilah yang disebut Allah di dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang berilmu dan mereka sangat faham akan hakekat kemuliaan dan kehinaan di dalam kehidupan fana ini.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ

لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ

“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".(QS Al-Qashshash ayat 80)

Orang-orang yang berilmu sangat sadar bahwa pahala dari Allah karena iman dan amal sholeh seseorang, jauh lebih utama dan berharga daripada sekedar harta dan kekayaan duniawi seperti yang dikumpulkan oleh seorang Qarun. Itulah sebabnya tatkala pada akhirnya Allah mencabut hak kekayaan Qarun dengan mendatangkan bencana yang menghancurkan segenap kekayaan dan diri Qarun, barulah kaum awam yang jahil alias bodoh atau sempit wawasan itu memahami dan menyadari betapa bodohnya diri mereka karena tergiur menginginkan seperti yang dimiliki oleh Qarun.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ

مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ وَأَصْبَحَ الَّذِينَ

تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ

لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا

لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS Al-Qashshash ayat 81-82)

Sosok Qarun dan siapapun yang memiliki mental dan sikap seperti dia, adalah sosok yang mengingkari nikmat Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan yang mereka kumpulkan merupakan hasil prestasi dirinya dan tidak ada kaitan dengan Allah yang Maha Menentukan pembagian rezeki manusia. Mereka tidak pernah besyukur kepada Allah akan rezeki yang diterima. Dan mereka tidak pernah memohon rezeki kepada Allah saat dirinya sedang mengalami kesulitan rezeki. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam urusan materi. Mereka inilah kaum yang berideologi materialisme. Sungguh mateialisme tidak sama dengan Islam. Bersyukurlah kita orang beriman memiliki iman dan islam sebagai pegangan hidup

SMS Tanya Jawab Jamaah ( Hutang Dan Mencari Pekerjaan )

Download ebook 

SMS PERTAMA ( Hutang )


[ 0859218xxxxx: ]

Pertanyaan :

Ass,dari j-a di padang.ini hp istri sy afwan. Ini no rek istri sy. BRI unit tiku bukit tinggi no. 5437-01-0000xxxxx. a/n Ms. Mhn ya afwan, insyaallah dguna kan untk bayar hutangkami ke tetangga, syukran.


Jawab :

Ngadep aja Ke Allah. Shalat dhuha. 6 rakaat. Semua anggota keluarga. Kemudian berdoa. Sedekah apa yg trsisa. Terus, jalan ke tetangga yg dimaksud. Minta maaf, dan minta waktu. Habis itu, silahkan diteruskan riyadhahnya. Sekeluarga pada menuju masjid. Shalat sunnah dibanyakin dan perhatikan ketepatan waktu serta berjamaahnya. Silahkan ya. Ini lbh bermartabat buat situ dan keluarga. Situ msh punya hp buat sms, ya sdh, sedekahkan saja. Insya Allah derajat naik. Bila situ baca sms ini, marah, tersinggung, atau malah mendidih hati, itu alamat ga bakalannya derajat naik dan berubah hidup. Saya doakan, semoga tercapai sgl hajat dan dpt pertolongan Allah. Salam takdziem, Yusuf Mansur.

Pertanyaan :

ass, syukran us tadz. maksud sy mau pinjam uang ustadz sbsar rp6 juta, bukan minta uang, tapi pinjam. Sblumnya sy @istri pnjam prhiasan emas ttangga. Dg setahu@seizin pemiliknya,per hiasan emas di gadai k kntor pe gadaian paria mansumbar, ja tuhtempo pem bayaran 20 no fember 2008. Sy @istri lagi ga mampu bayar. Insyaallah bulan januari 2009 uang ustadz sy kmbalikan. Demi ALLAH sy @ istri ga ada nawaitu untknipu. Mhn kebijakn ustadz.syukran, j-a di padang.

Jawab :

Jalankan saja apa yg saya sms. Silahkan. Ini lbh mahal dari apa yg antum minta. Percayalah. Saya pernah berposisi seperti saudara. Dan saya melakukan ini semua. Jangan membantah lagi.

SMS KEDUA ( Pekerjaan )

[ 0815117xxxxxx: ]

Pertanyaan :

Bang,maaf ya,mdh2an pekerjaan buat sy akan segera hadir,skrg ini status sbgai karyawan yg sdng sy cari,ada pekerjaan mantu ku sayang,ga ada pekerjaan mantu ku.....?Tp sy tetap tegar n tawakkal ngadepinnye,sblah mata sy di pandang bang,tp dgn ayah sy baik2 saja,ayah maklum dgn kndsi sy slama ini.istri pun tiada henti menangisi tntg kndsi fisikis sy di sini.Sy dah berdoa dan berusaha skuat tnaga U bs ngimbangin hdp di sini,tp tetap saja salah yg terus menghampiri saya.(di maido terus sy bang)Sy yakini ini ujian agar sy bs naek kelas.Mhn doa dan perhatian tntg mslh yg sdng sy hadapin.Hara maklum dgn sms ini.


Jawaban :

Ada baiknya Taufik keluar sbg pemenang, hanya dengan Pertolongan Allah saja. Dulu saya juga demikian. Saya sampe menelusuri rel kereta api, dari Kalideres ke Angke. Jalan kaki. Hanya gara2 bingung ga ada pekerjaan, dan juga ga ada uang. Sepekanan kurang lebih, pekerjaan saya hanya ke rumah orang tua di Jembatan Lima di pagi hari, dan kembali di sore hari. Di sepanjang jalan, saya menangis dan banyak2 menyebut-Nya. Hingga kemudian saya sadar, kalau saya jalan kaki saja bisa, kenapa saya tidak kuat ibadah untuk-Nya. Kemudian saya tutup juga pintu berharap kepada makhluk-Nya.

Semakin saya berharap kepada saudara2 saya, semakin payah keadaan saya. Saya jadi makhluk yang tambah meratapi keadaan saya, dan semakin marah, sebel, benci, dengan keadaan orang2 yang saya gantungi harapan saya. Belajarlah dari kondisi sekarang ini. Percayalah, tidak ada modal trbaik untuk kemudian taufiq melesat. Kecuali keadaan2 seperti sekarang ini; terhina, miskin, lapar, kasihan dengan nasib istri dan anak, tidak ada pekerjaan, tersiksa batin, tidak ada kehormatan dan kemuliaan, dan lain2 bentuk kesusahan dunia. Semua ini, modal yang sangat luar biasa, bila kita jadikan bahan bakar untuk menyegerakan diri ke Allah. Sampe senyampenya.

Ibadah salah satu Ikhtiar mendapatkan Rezeki

Download ebook 

Ibadah salah satu ikhtiar mendapatkan rezeki.pdf


Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang menyalahkan orang lain yang beribadah sebagai jalan ikhtiar mencari dunia-Nya Allah. Saya lebih menyebutnya sebagai

“sebuah keutamaan”. Ya, mencari dunia dengan jalan beribadah adalah sebuah keutamaan. Mengapa demikian?

Sebab bukankah mengikuti anjuran Allah dan Rasul-Nya adalah juga ibadah? Dunia
adalah milik Allah. Ketika Allah memerintahkan kita begini dan begitu ketika kita mencari dunia milik-Nya, maka ini menjadi sebuah ibadah yang sangat hebat. Di samping tentu menjadi sebuah wujud iman dan keyakinan kepada-Nya. Itu’kan sebutan betawinya nurut, atau percaya.
Saudaraku, terhadap dokter saja, keyakinan kita bukan main hebatnya. Ketika seorang
dokter mengatakan, “Anda harus dioperasi segera... dalam hitungan 24 jam!” Wah, kita akan terbirit-birit mengiyakan. Andai kita tidak ada uang pun kita akan mengusahakan setengah mati, pinjam sana pinjam sini. Kalau perlu, kita tinggalkan rumah kita, kita korbankan kendaraan kita untuk mendapatkan uang buat operasi. Ada ahli desain interior. Dia berkunjung ke rumah kita. Lalu memberikan advisnya tentang tata ruang yang lebih membuat sirkulasi udara rumah kita menjadi lebih bagus, maka insya Allah kita akan mengubah tata letak rumah kita tersebut andai memang kita ada uang.

Atau malah jangan-jangan kepikiran terus untuk sesegera mungkin menjalankan advis sang desainer interior tersebut. Terhadap saran manusia, terhadap nasihat manusia, kita bak… bik… buk… memikirkan dan mengikutinya. Mengapa terhadap nasihat Allah dan Rasul-Nya tidak kita ikuti? Apakah karena kita tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya? Atau jangan-jangan kita terjebak kepada kesungkanan atau makna keikhlasan yang barangkali perlu dikoreksi? Sehingga ibadah kita tidak bertenaga? Tidak memiliki spirit? Sebab bisa jadi bayang-bayang tidak boleh beribadah karena meminta sesuatu dari Allah; entah itu dunia-Nya, berharap solusi dari-Nya, menjadikan kita seperti setengah-setengah beribadah. Bukan karena penuh pengharapan kepada-Nya, atas janji-janji-Nya sendiri.



Macam gini, Allah menyebut bahwa jalan tahajjud akan membuat hidup seseorang
berubah menjadi lebih baik lagi. Bila dilakukan terus-menerus akan membuat seseorang naik terus derajat dan kemuliaannya. Lalu, ada seseorang yang melakukan tahajjud sebab percaya akan firman-firman Allah dan hadits-hadits Rasul seputar tahajjud ini, dan kemudian menyandarkan harapan hanya pada-Nya -sekali lagi, hanya pada-Nya-, apakah ini salah? Lebih utama mana dengan yang tidak mengerjakannya? Atau lebih utama mana dengan yang mengerjakannya tanpa berharap kepada-Nya? Apalagi kalau kita sepakat bahwa meminta kepada Allah pun merupakan ibadah tersendiri? Tahajjud ya ibadah... dan meminta (do’a) adalah juga ibadah. Maka bila seseorang melakukan tahajjud dan juga berdo’a kepada Allah,

bukankah dia malah dapat dua keutamaan?
Terus lagi, Rasul misal pernah bilang juga begini, “Kalau mau dibantu Allah, bantulah
sesama.” Lalu, seseorang yang menghendaki pertolongan Allah bergegas menyambut seruan ini untuk benar-benar berharap turunnya pertolongan Allah baginya. Apakah ini salah? Tega bener kalo salah mah.

Saudaraku, ayo! Beranilah meminta. Kalimat bahwa beribadah sama Allah, beribadah saja, jangan minta-minta sama Allah, harus ikhlas, ini menurut saya perlu dilakukan lagi penelitian mendalam. Kasihan orang yang butuh pertolongan Allah yang menempuh jalan ibadah dan jalan-jalan yang diseru-Nya.
Mohon do’a agar Allah memberikan bimbingan kebenaran dari-Nya. Dan juga mohon koreksi apabila ada pembaca yang lebih arif, lebih alim, dan lebih mengetahui tentang hal-hal apa yang saya tulis. Andai ada kebenaran, datangnya dari Allah. Apabila ada kesalahan, itulah saya, Yusuf Mansur, yang memang begitu banyak kekurangannya. Kepada Allah semua kita kembalikan.

[ Sumber Materi Kuliah Online Wisata Hati ]

Kisah Keberhasilan "Bersedekah" dan SMS Tanya Jawab Jama'ah

Download ebook 

Kisah keberhasilan bersedekah dan sms tanya jawab jamaah.pdf


Pak A, kurang lebih 1 tahunan yang lalu datag ke rumah saya. Saya lumayan tidak terlalu melayani beliau. Saya bilang, kalau ke rumah saya, pengen konseling, sabar. Alhamdulillah, dia termasuk yang sabar. Dia menunggu betul-betul sampe saya kosong. Akhirnya saya tahu, bahwa beliau di dalam bahaya. Hutangnya sebesar gunung. Waktu itu katanya mencapai 4M. Posisinya dalam pelarian, dan merugikan banyak orang. Bahkan istrinya kata dia, sedang disandera.


Waktu itu, karena tidak ada waktu, saya cuma bilang, kembali lagi aja ke sini, bawa sedekah yang masih tersisa. Dia nanya, apa ya? Apa aja, jawab saya. Akhirnya dia kembali. Saya suruh ke pondok saja. Dia lalu menyedekahkan notebooknya. Ada yang beli, ga jadi. Notebook itu ia sedekahkan. Katanya sih harganya lbh dari 20jt. Notebook itu diberikan ke pondok. Saya pribadi ga pernah tahu kayak apa notebooknya. Saya ditanya, trus kudu ngapain? Saya bilang, ya banyakin aja taubat, shalatnya diperbaiki, ibadah-ibadahnya dibagusin. Selebihnya tunggu dah keajaiban datang.

Lama, tak ketemu. Sampe kemudian saya ditelpon sama istrinya, yang mengabarkan bhw Pak A ini ditangkap. Habis itu, ga ketemu-ketemu lagi. Sampe kemudian dia datang lagi sudah dengan istrinya, dan bawa mobil baru. Dia bilang, jalan sulit dah dia lalui. Dan mulai bangun.

Begitulah ceritanya, sampe kemudian dia "datang" lagi lewat sms tersebut. Alhamdulillah. Saya cukup senang dengarnya. Semoga banyak orang tercerahkan. Bahwa dengan bersedekah, insya Allah meski pelan, bisa dilalui itu kesulitan-kesulitan. Ada yang tlat. Tapi itu sebab dosa-dosannya. Bukan karena sedekahnya ga bekerja. Kalo dia tempuh benar jalan pertaubatan dan ibadah, insya Allah akan terjadi juga keajaiban. Maka besarkan saja sedekahnya, sambil terus mendekatkan diri ke Allah.


+628180483XXXX:

(+) Ass. Smg ustadz sht sll, tmbh smngt utk brdkwh&sll dlm lindunganNya. amin. Berkat doa, bimb&arahan ustad, skrg sy sdh mnjd trainer di pemda2 di jateng&jatim, jazakallahu khoiroh. Trm ksh bngt.

(-) Alhamd. Tp dari siapa nih?

(+) Dari A, pak ustad, sy amalkn sdkh&ngebor langit, alhamd., itu jd jurus pamungkas mnylesaikn mslh, tnp mnimbulkn mslh, maaf tp bkn pegadaian. Tks bngt ustad, smga sy msh diterima sbg murid.

(-) Dari Pak A? Yg prnh pny hutang buanyak&disandera?

(+) Ya ustad, yg disandera, smga ustad msh brknn mnrima sy sbg murid, sy prlu skali bimb ustad, bhkn sy dngr SB jg mnjd muridnya ustad, terima ksh.

(-) Ha ha ha... Masa iya SB jd murid saya? Bliau mmg pelaku.

(+) Biar sy jauh, sy insya Allah ikuti trs wisata hati, ustad&murid2nya. Kalo pak SB itu mengaku sbg murid, di dpn profesor yg mndampingi beliau. Profesornya crt ke sy, jd sy brbisik dlm hati, sy jg muridnya ustad....he..he

(+) Prof siapa? Itu krn ketawadhuan SB kali.
Prof Dr. Marsudi W. Kisworo, slh 1 think thanknya SB. skrg beliau lg ikuti sdkhnya SB, kata prof, SB th 07 sdh lbh dari 30M sdkhnya, mlh sahamnya naik trs di Bakrie group.

(-) Wah, subhaanallaah.

(+) Smga ustad ttp fokus dkwh&mmajukn ponpes, ttp mnjd suri tauladan bg umat, trutama sy salut pd ksdrhanaannya, rndh hatinya&istiqomahnya. amin

(-) Coba dah diimel yg lbh lngkp penglmnnya.

(+) Insya Allah, sy akan e mail, mmg luar biasa yg namanya sdkh, krn mmg sdkh adlh ibdh inti mninggalkn ego qt, bgitu qt brhsl mlpaskn ego, barulah qt bnr2 bs ktemu ALLOH.

Taubatan Kembali kepada Allah secara menyeluruh

Download ebook 

Taubatan Kembali kepada Allah secara menyeluruh.pdf


kemaksiatan yang hadir dewasa ini di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini, sudah meliputi segenap aspek kehidupan. Silahkan Anda renungkan...! Kemaksiatan alias kedurhakaan kepada Allah dapat kita temukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, media massa, pendidikan, hukum, militer dan pertahanan-keamanan. 


Segenap aspek kehidupan tersebut telah dikembangkan dengan semangat mengabaikan bagaimana sebenarnya Allah menuntut kita mengelolanya. Manusia menyangka bahwa semua aspek hidup itu boleh dikembangkan seenaknya menurut selera dan hawa nafsu manusia.

Dengan berlindung di balik faham-faham modern yang bersumber dari peradaban Barat sebagian muslim di negeri ini telah meninggalkan Islam sebagai Way of Life. Baik sadar maupun tidak sadar. Mereka meninggalkan berfikir dan berperasaan menurut bagaimana yang Allah kehendaki karena mereka telah termakan oleh faham Humanisme, Liberalisme, Sekularisme dan Materialisme. Padahal Allah menyuruh setiap Muslim yang mengaku beriman agar men-celup-kan dirinya ke dalam nilai-nilai Rabbani agar segenap fikiran dan perasaannya senantiasa tunduk kepada Allah semata:

صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

”Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghah(celupan)-nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS Al-Baqarah ayat 138)

ajaran Islam yang berlandaskan aqidah Tauhid menegaskan bahwa wewenang membuat aturan (tasyrii’) ada di sisi Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil.

مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا

”...tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada Allah; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan". (QS Al-Kahfi ayat 26)

Saudaraku, masihkah kita perlu heran mengapa bencana demi bencana Allah tetapkan berlaku di tengah masyarakat berpenduduk muslim terbesar di dunia dewasa ini? Sudah tiba masanya bagi kita semua untuk bertaubat dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), khususnya di dalam menjadikan Islam sebagai satu-satunya Way of Life dalam kehidupan pribadi maupun kolektif.



Kata ”Taubat” bermakna ”kembali”, yakni kembali kepada Allah dalam segenap hal. Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam terbesar jumlahnya di dunia ini untuk kembali dan hanya kembali kepada aturan dan hukum Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Aturan dan hukum bikinan manusia merupakan produk makhluk yang sarat sifat zalim dan bodoh.

إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)

Alangkah inkonsistennya bilamana dalam doa kita berkata: ”Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Din dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul”, namun dalam keseharian kita masih saja mengakui dan mengagung-agungkan faham/ajaran peradaban Barat yang sejatinya berprinsip mengingkari bahkan mempersekutukan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Esa.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

”Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)

Bersedekah dalam Berbisnis

Download ebook 

Bersedekah dalam Berbisnis.pdf

Dahulu seorang sahabat Nabi pernah bertanya kepada Nabi Muhammad.

Kira-kira dialognya seperti ini:

Sahabat: "Ya Nabi. Saya mau bertanya, kenapa dagangan gandum saya kurang
laku ya? Padahal saya sudah jujur dan tidak berlaku maksiat. Kira-kira
saya masih salah dimana ya Nabi?"

Nabi: "Bagaimana cara kamu berdagang?"

Sahabat: "Saya mencoba berdagang dengan tidak berlaku curang. Saya tidak
mengurangi timbangan barang sedikitpun. Gandum 1 liter, ya saya jual 1
liter, tidak saya kurangi. Anehnya, pedagang Quraisy di sebelah saya
yang mengurangi timbangan, kok malah lebih laku dari saya. Kenapa ya
Nabi?"

Nabi: "Oh begitu. Berarti cara dagang kamu masih kurang tepat."

Sahabat: "Kurang tepatnya dimana ya Nabi?"

Nabi: "Begini, dalam setiap 1 liter gandum yang kamu jual, kasih
lebihan. Jadi jangan kamu jual tepat 1 liter, tapi lebihkan supaya
pembeli merasa senang."

Tak lama kemudian sahabat tersebut mempraktekkan petunjuk dari Nabi
tersebut. Setiap ada yang membeli gandum, selalu diberikan lebihan
olehnya. Beberapa hari kemudian dagangan sahabat tersebut jauh lebih
laku daripada pedagang Quraisy disebelahnya.

Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari cerita diatas. Pertama,
dalam berdagang, jujur saja tidak cukup. Kita juga harus cerdik dalam
melihat dan menyiasati situasi pasar yang ada. Kedua, taktik dagang yang
dianjurkan Rasul kepada sahabat tersebut, banyak digunakan oleh pedagang
Cina, yaitu marjin sedikit, tapi volume penjualan tinggi. Ketiga, dengan
berat gandum yang telah ditambah lebihan, pembeli dengan mudah bisa
membedakan gandum yang dijual oleh sahabat lebih berat dan tentu lebih
banyak dibandingkan gandum yang dijual oleh pedagang Quraisy. Keempat,
dalam Islam lebihan tersebut adalah sedekah, yang bila diterima oleh
Allah SWT, berkahnya dunia dan akhirat. Kelima, lebihan tersebut adalah
bonus. Pada dasarnya orang suka akan bonus, baik berupa lebihan atau
diskon harga.

Bagaimana menerapkan konsep sedekah dalam berbisnis untuk konteks yang
lain? Dulu saya pernah mengikuti pameran software perpustakaan skala
kecil di perpustakaan pusat UI. Waktu itu saya jualan CD. Isinya beragam
aplikasi perpustakaan open source yang saya dapat gratis dari internet.
Saya tinggal memberikan added value konten berupa tutorial bagaimana
meng-install dan menggunakan beragam aplikasi tersebut. Modal yang saya
keluarkan cuma 300 ribu rupiah untuk membeli 100 CD dan casingnya. Saya
bawa komputer sendiri. Agar tidak rugi, saya baru nge-burn CD kalau ada
yang mau beli (write on demand).



Apa sedekah saya buat pembeli? Kebetulan sewaktu membeli casing CD, saya
dapat bonus 50 pulpen. Pulpen tersebut yang kemudian saya gunakan
sebagai sedekah kepada pembeli. Tentu kepada pembeli tidak saya bilang
sedekah, tapi saya bilang BONUS. Setiap pembelian CD, mereka dapat bonus
pulpen. Believe it or not, dalam tempo 1,5 jam, saya bisa menjual 40 CD
yang dibandrol harga 20.000 rupiah per CD nya. Modal sudah balik, bahkan
untung, dan masih banyak sisa CD yang bisa dimanfaatkan buat keperluan
lain. Menurut saya, mereka yang membeli CD tersebut karena ada added
value berupa tutorial tambahan yang penuh gambar dan mudah diikuti.
Apalagi di situs web dimana program-program tersebut bisa diunduh,
dokumentasinya tidak cukup detail, sehingga menyulitkan buat pustakawan
pemula dengan kemampuan TI terbatas untuk mencobanya. Tapi yang menarik,
banyak orang yang tadinya masih ragu untuk membeli, melakukan impulse
buying begitu diberitahu ada bonus pulpen dengan tali yang lagi ngetren
saat itu. Pelajaran yang saya dapat: "orang suka diberi bonus,
sesederhana apapun bonus tersebut". Jadi kalau anda berdagang, jangan
lupa kasih bonus (baca: sedekah).

Mungkin ada pertanyaan, kalau berdagang barang yang tampak (tangible),
memang gampang kasih bonusnya, sekarang bagaimana dengan barang yang tak
tampak (intangible) seperti jasa. Gampang! Contohnya, anda ingin
mendapatkan proyek untuk pembuatan corporate plan 2007 suatu perusahaan.
Ketika tahap negosiasi, anda bisa bilang, bahwa nanti anda akan kasih
bonus berupa sosialisasi corporate plan ke cabang perusahaan di berbagai
daerah di Indonesia. Anda tidak usah dibayar, tapi cukup diganti ongkos
transportasi ke cabang-cabang perusahaan tersebut. Atau anda juga bisa
langsung memasukkan komponen bonus dalam penawaran yang anda masukkan.
Tergantung kebutuhan dan situasi yang anda hadapi. Atau contoh lain yang
pernah saya lakukan. Sewaktu menjual software buatan saya, biasanya saya
kasih bonus instalasi Operating System (Unix/Linux) termasuk optimasi
kernelnya plus instalasi aplikasi server lain yang dibutuhkan seperti
server web dan database.

Selamat mencoba!


Ustadz hendrowicaksono

Cerita-cerita yg bikin tersenyum Ke-2


Download Ebook 
Cerita cerita yang bikin tersenyum2.pdf

1. Aneka Minuman


Suatu hari, Udin berkunjung ke rumah Didin, temannya sewaktu sama-sama mondok. Sejak pulang ke rumah tujuh belas tahun yang lalu, keduanya belum pernah sekalipun bertemu. Maklum di samping jarak kota yang berjauhan, ditambah banyaknya kesibukan membuat keduanya tidak berjumpa hingga belasan tahun lamanya.

Seperti sebuah kebetulan, Udin ada urusan yang harus diselesaikan di kota tempat tinggal Didin. Nah, kesempatan ini tak boleh aku sia-siakan, tekad Udin dalam hati.

Setelah semua urusan beres, mulailah si Udin mencari alamat Didin, sahabat yang dirindukannya. Awal mulanya agak sulit karena Didin ternyata sudah pindah alamat, namun dengan tekadnya yang besar, akhirnya bertemulah keduanya.

”Ahlan wa sahlan!!!” teriak Didin begitu melihat Udin di depan pintu. Keduanya berpelukan lama kemudian terlibat dalam obrolan hangat.

”Sebentar” ujar Didin, ”Aku belum Sholat nih! Biar ngobrolnya enak, kau di sini dulu, aku Sholat dulu. Ok?

”Ok. Aku tadi sudah Sholat di Masjid”

“Tomo!” Didin memanggil pembantunya.

“Ya, mas!” Tomo datang menghadap.

“Ini temanku, Ustadz Udin namanya. Aku mau Sholat dulu, tolong layani dia sebaik-baiknya”

“Ya mas!” Didin berlalu…

“Ustadz minum kopi, teh atau susu?”

”Kopi saja”

”Kopinya kopi arab, kopi tubruk, kopi jahe atau…”

”Apa ajalah”

”Pake gula, krim, madu?”

”Gula”

”Pake susu?”

”Boleh”

”Susu sapi, susu onta, susu kambing?”



”Susu sapi”

”Sapi perah, sapi Australi…”

”Sudah-sudah, saya minum air putih saja”

“Merk aqua, ades…”

“Apa aja deh. Terserah kamu!”

”Rasa anggur, strawberry…”

”Gini aja, aku gak minum. Capek pengen istirahat!” tukas Udin kesal sambil meletakkan kepalanya pada sandaran kursi.


2. Menteri Tahajjud Siang Malam

heran...

Dalam suatu acara halaqah di sebuah pesantren di Jawa Timur yang dihadiri para Kiai, seorang menteri yang sangat terkenal datang memenuhi undangan panitia. Konon kabarnya, kedatangan menteri tersebut di samping akan memberikan sambutan juga diharapkan bisa memberikan sumbangan ala kadarnya bagi pembangunan di pesantren.





Selang beberapa menit acara dibuka oleh pemandu acara, tibalah saatnya Bapak Menteri mendapat giliran memberikan sambutan. Seperti biasa dalam acara-acara formal setelah memberi salam dan kata penghormatan secukupnya, Pak Menteri itu sampai pada isi sambutannya.

“Saudara-saudara sekalian yang terhormat,” katanya.
“Meskipun Bapak-bapak Kiai yang ada di sini Tahajjud siang-malam belum tentu lebih mulia dari seorang yang mengerti teknologi,” lanjutnya dengan sangat berapi-api.

Sontak, para hadirin dibikin geger dengan sambutan itu. Menit berikutnya para Kiai satu demi satu meninggalkan ruang pertemuan. Mereka tidak mau mendengarkan sambutan Pak Menteri yang rajin Puasa Senin-Kamis itu.

Usut punya usut ternyata ketersinggungan para Kiai bukan karena Pak Menteri sudah melecehkan keberadaan mereka di mata para Santri. Para Kiai tersinggung karena Pak Menteri salah ucap.

“Mana ada Tahajjud siang-malam,” kata seorang Kiai sambil menggerutu.

Cerita-cerita yg bikin tersenyum

Download Ebook 

Cerita cerita yang bikin tersenyum.pdf


1. Dalam buku Ahla Ibtisamah disebutkan bahwa seorang pria mencari lowongan pekerjaan, diapun menuju ke sebuah perusahaan. Di pintu perusahaan dia menemukan sebuah papan maklumat bertuliskan : “Tidak ada pekerjaan”. Pria itupun berkata kepada para karyawan : “Lalu kenapa kalian semua bekerja?”


2. Ada yang berkata kepada seorang yang mengaku sufi yang memakai jubbah : “Jual saja jubbahmu kepadaku!”
Ia menjawab : “Kalau nelayan menjual jaringnya, lalu dia cari ikan pakai apa? ”

3. “Budi, kalau pulang sekolah langsung pulang ya, jangan kemana-mana!” pesan ibu Budi.
“Iya Bu…!” jawab Budi mengangguk, lalu mencium tangan ibunya. Budi pun berangkat ke sekolah.
Di sekolah, Budi juga merupakan anak yang cerdas karena setiap pelajaran selalu dia perhatikan dengan baik. Hari itu, pada jam pelajaran ke tiga budi menerima pelajaran agama Islam dari Pak Ahmad.
Beberapa saat kemudian Pak Ahmad menjelaskan tentang surga & neraka. Setelah sejam kemudian, untuk menguji kepahaman para muridnya, Pak Ahmad iseng-iseng bertanya :

“Hayoo anak-anak, siapa yg ingin ke neraka…?” tanya Pak Ahmad.

Karena paham, semua murid tidak ada yang mengacungkan telunjuknya. Pak Ahmad pun senang karena merasa bahwa murid-muridnya sudah mulai paham pelajaran yang diberikannya tadi. Untuk lebih meyakinkan dirinya, kemudin Pak Ahmad bertanya sekali lagi.

“Kalu begitu sekarang Bapak ingin tanya lagi, siapa diantara kalian yang ingin ke surga ?” tanya Pak Ahmad tersenyum. Dan seketika itu pula semua murid mengacungkan telunjuk mereka KECUALI Budi. Merasa heran, Pak Ahmad pun bertanya kepada Budi.

“Budi, kok tidak mau ke surga ?” selidik Pak Ahmad.

“Tidak pak…!” jawab Budi dengan tegas penuh keyakinan.

” Lho, memangnya mengapa Budi tidak mau ke sana ? Surga itu tempat yg paling indah, ada taman yang luas, sungainya berisi susu dan madu.. Mantap to..” kata Pak Ahmad.

“Emang enak sih Pak, tapi pesan Ibu tadi pagi, kalau pulang sekolah Budi jangan kemana-mana. Budi tidak mau jadi anak durhaka dengan mengingkari janji, jadi Budi tidak mau ke Surga” jawab Budi yakin Pak Ahmad bisa menerima alasannya.



4.Di pintu akhirat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini.

“Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, Pak.”

Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan
peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang Gus Ustadz. ”

Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Ustadz.

“Saya juga juru dakwah Pak…”



Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Ustadz protes.

“Oom Malaikat, kenapa juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”

Dengan tenang malaikat itu menjawab:

“Begini Gus… Pada saat Pak Gus Ustadz ceramah, Bapak malah membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa meminta keselamatan….”

Hakikat Rahasia Sebuah Kesabaran

Download Ebook 

Hakikat rahasia sebuah kesabaran.pdf


"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". [Al Baqarah/2:155-157]


Firman Allah Ta’ala :

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan".

Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, (pada ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa Dia menguji dan menempa para hamba-Nya. Terkadang (mengujinya) dengan kebahagiaan, dan suatu waktu dengan kesulitan, seperti rasa takut dan kelaparan. [2]

Senada dengan keterangan sebelumnya, Syaikh Abdur-Rahman as-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya menyatakan: “Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia pasti akan menguji para hambaNya dengan bencana-bencana. Agar menjadi jelas siapa (di antara) hamba itu yang sejati dan pendusta, yang sabar dan yang berkeluh-kesah. Ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta'ala atas para hamba-Nya. Seandainya kebahagiaan selalu menyertai kaum Mukminin, tidak ada bencana (yang menimpa mereka), niscaya terjadi percampuran, tidak ada pemisah (dengan orang-orang tidak baik). Kejadian ini merupakan kerusakan tersendiri. Sifat hikmah Allah Subhanahu wa Ta'ala (ini) menggariskan adanya pemisah antara orang-orang baik dengan orang-orang yang jelek. Inilah fungsi musibah”.[2]

Makna dari "dengan sedikit ketakutan dan kelaparan," yaitu takut kepada para musuh dan kelaparan yang ringan. Sebab bila diuji dengan rasa takut yang memuncak atau kelaparan yang sangat, niscaya mereka akan binasa. Karena, hakikat ujian adalah untuk menyeleksi, bukan membinasakan. Sedangkan musibah berupa "kekurangan harta," mencakup berkurangnya harta akibat bencana, hanyut, hilang, atau dirampas oleh sekelompok orang zhalim, ataupun dirampok.

Adapun bencana yang menimpa "jiwa," yaitu berupa kematian orang-orang yang dicintai. Misalnya, seperti anak-anak, kaum kerabat dan teman-teman. Atau terjangkitinya tubuh seseorang, atau orang yang ia cintai oleh terjangkiti berbagai penyakit.



Berkaitan dengan kekurangan pada "buah-buahan," lantaran bergulirnya musim dingin, salju, terjadinya kebakaran, gangguan dari belalang dan hewan lainnya, sehingga kebun-kebun dan ladang pertanian tidak menghasilkan sebagaimana biasanya.[3]

Semua ini dan bencana lain yang serupa, merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi para hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, niscaya akan memperoleh pahala. Dan orang yang putus asa, akan ditimpa hukuman-Nya. Karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengakhiri ayat ini dengan berfirman:

"(Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar)".[4]

Maksudnya, berilah kabar gembira atas kesabaran mereka. Pahala kesabaran tiada terukur. Akan tetapi, pahala ini tidak dapat dicapai, kecuali dengan kesabaran pada saat pertama kali mengalami kegoncangan (karena tertimpa musibah).[5]

Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan kriteria orang-orang yang bersabar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"(Yaitu), orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un".

Kata-kata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" inilah, dikenal dengan istilah istirja’, yang keluar dari lisan-lisan mereka saat didera musibah.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,"Mereka menghibur diri dengan mengucapkan perkataan ini saat dilanda (bencana) dan meyakini, bahwa mereka milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia (Allah Subhanahu wa Ta'ala) berhak melakukan apa saja terhadap ciptaan-Nya. Mereka juga mengetahui, tidak ada sesuatu (amalan baik) yang hilang di hadapan-Nya pada hari Kiamat. Musibah-musibah itu mendorong mereka mengakui keberadaanya sebagai ciptaan milik Allah, akan kembali kepada-Nya di akhirat kelak.”[6]

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kata-kata itu sebagai sarana untuk mencari perlindungan bagi orang-orang yang dilanda musibah dan penjagaan bagi orang-orang yang sedang diuji. Karena kata-kata itu mengandung makna yang penuh berkah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala [inna lillahi] ini mengandung nilai tauhid dan pengakuan penghambahaan diri, dan di bawah kepemilikan Allah.

Sedangkan firmanNya [wainna ilaiyhi rajiu'un] mengandung makna pengakuan terhadap kehancuran yang akan menimpa manusia, dibangkitkan dari kubur, serta keyakinan bahwa segala urusan kembali kepada Allah.[7]

"(Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya)".

Betapa besar balasan kebaikan yang diperoleh orang-orang yang mampu bersabar, menahan diri dalam menghadapi musibah dari Allah, Dzat yang mengatur alam semesta ini.

Kata Imam al Qurthubi rahimahullah : “Ini merupakan rangkaian kenikmatan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi orang-orang yang bersabar dan mengucapkan kalimat istirja’. Yang dimaksud "shalawat" dari Allah bagi hamba-Nya, yaitu ampunan, rahmat dan keberkahan, serta kemuliaan yang diberikan kepadanya di dunia dan di akhirat. Sedangkan kata "rahmat" diulang lagi, untuk menunjukkan penekanan dan penegasan makna yang sudah disampaikan”. [8]



Imam ath-Thabari mengartikannya dengan makna maghfirah (ampunan)[9]. Sedangkan menurut Ibnu Katsir rahimahullah maknanya ialah, mereka mendapatkan pujian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.[10]

"(dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk)".

Disamping karunia yang telah disebutkan, mereka juga termasuk golongan orang-orang muhtadin (yang menerima hidayah), berada di atas kebenaran. Mengatakan ucapan yang diridhai Allah, mengerjalan amalan yang akan membuat mereka menggapai pahala besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala [11]. Dalam konteks ini, yaitu keberhasilan mereka bersabar karena Allah.[12]

Ayat ini menunjukkan pula balasan bagi orang yang tidak mampu bersabar. Yaitu akan mendapat balasan dalam bentuk celaan, hukuman dari Allah, kesesatan dan kerugian.[13]

KESABARAN MENGHADAPI MUSIBAH MELURUSKAN AQIDAH

Kata sabar berasal dari shabara. Yakni menahan dan menghalangi. Mengandung makna mengekang jiwa dari menolak ketetapan takdir, menahan lisan dari keluh-kesah dan murka, serta mengendalikan anggota tubuh dari tindakan memukuli pipi, merobek-robek baju, dan reaksi-reaksi lainnya yang bersifat jasmine, dengan maksud menggugat takdir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." [At Taghabun/64:11]

Alqamah rahimahullah, seorang dari kalangan Tabi’in berkata: “Ia adalah seseorang yang dilanda musibah. Kemudian ia meyakini bahwa musibah itu berasal dari Allah, sehingga tetap ridha dan berserah diri".

Said bin Jubair berkata,"Maksud firman Allah di atas, yakni ia mengucapkan istirja’ dengan mengatakan 'inna lillahi wa inna ilaihi raji’un' (saat dilanda bencana)."

Ayat di atas, sebagaimana disampaikan Syaikh Shalih al Fauzan, adalah merupakan dalil, bahwa amalan termasuk dalam lingkup keimanan. Ayat ini juga menunjukkan, bahwa kesabaran merupakan pintu hidayah bagi hati. Dan seorang mukmin membutuhkan kesabaran dalam segala keadaan.
Yang lebih penting lagi, saat dilanda berbagai macam musibah, maka kesabaran benar-benar dituntut untuk selalu dikuatkan keberadaannya. Tidak bisa tidak, karena musibah-musibah yang terjadi tidak lepas dari ketentuan Allah Ta’ala. Sehingga ketidaksabaran, justru akan menggoreskan cacat pada keimanan seseorang terhadap rububiyah Allah Subhanahu wa Ta'ala.[14]

Bahkan hakikatnya musibah itu mendatangkan berbagai kemanfaatan. Diungkapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Bencana-bencana merupakan kenikmatan. Sebab menggugurkan dosa-dosa dan menuntut adanya kesabaran, sehingga memperoleh pahala. Juga mengharuskan inabah (kembali) kepada Allah, menghinakan diri kepada-Nya, berpaling dari sesama manusia dan kemaslahatan penting lainnya. Terhapusnya dosa dan kesalahan dengan adanya musibah-musibah, (juga) termasuk kenikmatan yang besar…”. Dikutip dari al Irsyad, hlm. 103.



SUKA MENGELUH, GELAR ORANG-ORANG YANG JAHIL [15]

Orang yang jahil (bodoh) mengadukan Allah kepada sesamanya. Ini merupakan tindakan bodoh yang sangat parah terhadap Dzat yang Maha Agung. Seandainya ia mengenal Allah dengan sebaik-baiknya, tentu ia tidak akan mengeluhkan perbuatan-perbuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Juga tidak akan mengeluhkan Allah kepada sesama.manusia.

Adapun orang yang berilmu, ia akan mengadu hanya kepada Allah saja. Yaitu dengan menyalahkan diri sendiri, bukan orang lain.

PERLUNYA JIWA DIDIDIK DENGAN BENCANA [16]

Bencana atau musibah yang sedang melanda, hakikatnya memiliki peran besar dalam mendidik jiwa. Karena sudah semestinya jiwa itu juga harus dididik, meskipun dengan bencana. Sehingga ia akan memiliki kekuatan yang tegar, keteguhan sikap, terlatih, selalu respek dan waspada terhadap lingkungan sekitar.

Kesulitan-kesulitan yang dialami jiwa, sesungguhnya akan menghasilkan potensi luar biasa. Potensi itu dalam bentuk kekuatan besar yang tersembunyi. Kesulitan-kesulitan itu mampu membuka celah-celah hati, yang bahkan tidak diketahui oleh seorang mukmin sekalipun, kecuali melalui bencana atau musibah yang menderanya.

Saat itulah, seorang manusia harus segera menyadari, bahwa yang paling penting ialah iltija`. Yaitu mencari perlindungan diri kepada Allah semata, ketika seluruh tempat bergantung mengalami kegoncangan. Tidak ada tempat berlindung kecuali naungan-Nya. Tidak ada pertolongan, kecuali dari-Nya. Di saat-saat genting itulah, tabir kepalsuan kekuatan makhluk tersingkap. Tidak ada kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah. Tidak ada daya kecuali daya-Nya. Dan tidak ada tempat perlindungan kecuali kepada-Nya.

Tamat

Sedekah Lagi, Mari Banguuun,..Sedekah Lagi. ( Kisah Sedekah Umat Terdahulu )

Download Ebook 

Kisah sedekah umat terdahulu.pdf


Dalam kitab Tanbihul Ghafilin dijelaskan bahwa sedekah itu tidak hanya membawa keberuntungan di akhirat saja sebentuk keyakinan yang dianggap abstrak oleh kebanyakan orang. Akan tetapi di dunia pun banyak keberuntungan-keberuntungan yang luar biasa dahsyat. Karena itu tak heran jika Imam Syafi dalam syairnya berucap: 


"Kudermakan apa yang ada, walaupun sepanjang malam aku kelaparan dan dahaga"


Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa pada zaman dahulu bangsa Israil dilanda peceklik. Banyak orang yang menderita kelaparan. Tidak sedikit pula yang meninggal dunia akibat tidak makan. Namun masih ada orang kaya tapi tak merasa sama sekali terhadap adanya musibah itu. Orang kaya tersebut memiliki seorang anak gadis yang baik hati dan budi pekertinya.

Suatu malam gadis itu sedang makan. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis yang berdiri di ambang pintu. Berikan aku sedekah semata-mata karena Allah meskipun hanya sepotong roti!. Ucap pengemis itu dengan wajah berseri-seri.

Gadis itu segera beranjak dan menghampirinya. Ia memberikan sepotong roti kepada pengemis itu dengan ikhlas. Senyumnya menandai betapa ia sangat senang memberikan sepotong roti kepada orang yang jauh lebih membutuhkan daripada dirinya. Bersamaan dengan itu, ayahnya yang kikir baru saja datang dari bekerja. Rupanya sang ayah mengetahui perbuatan ankanya yang dianggap sangat keterlaluan. Ia melotot dan memarahi anak gadisnya.

Setelah memarahi habis-habisan, dengan emosi yang tak terkontrol, sang ayah kemudian bergegas pergi ke dapur dan mendapatkan pisau yang tajam. Sebentar saja pisau itu sudah sampai di hadapan anaknya. Dipegangnya tangan kanan anak itu dan dengan serta merta pergelangannya dipotong. Sang ayah rupanya tak mau peduli apakah anaknya akan cacat atau tidak.

Tak lama kemudian usaha orang kaya itu bangkrut. Semakin lama semakin menurun dan akhirnya benar-benar menjadi orang miskin. Hutangnya menjadi banyak dan membebani pikirannya sepanjang hari dan malam. Bekas orang kaya itu jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beberapa waktu setelah itu, istrinya pun meninggal dunia pula.

Kini gadis itu menjadi sebatang kara. Sementara itu, perekonomian di negeri Israil kembali pulih. Orang-orang yang sebelumnya miskin kini menjadi makmur. Dan gadis itu terpaksa menjadi pengemis demi menopang kebutuhan hidupnya.

Suatu ketika ia berdiri di depan rumah bagus dan mewah. Ia berharap pemilik rumah kaya itu memberi sepotong roti atau apa saja yang dapat dimakan untuk mengganjal perutnya.

Sesaat kemudian keluarlah seorang wanita setengah baya dan menghampiri gadis tersebut. Ia memandangi gadis itu dengan penuh simpati. Akhirnya, gadis itu kemudian diambil anak angkat. Wanita pemilik rumah mewah itu diam-diam mempunyai rencana untuk menjodohkannya dengan anak lelakinya yang pergi merantau ke negeri orang dan tak kunjung mengirimkan kabar.

Beli langsung bukunya klik disini



Setelah anaknya pulang, segeralah gadis itu dikawinkan dengannya. Mereka menggelar pesta meriah dan mengundang kenalannya yang rata-rata orang kaya dan pejabat di negeri itu.

Di tengah pesta perkawinan yang digelar, sang pengantin laki-laki merasa kurang senang melihat ulah istrinya yang dianggap kurang sopan, karena makan dengan tangan kiri. Pengantin laki-laki berusaha menegurnya. Tetapi pengantin wanita itu tetap merasa sulit karena selama ini ia menyembunyikan cacat tangannya sehingga tak seorang pun tahu.

Tiba-tiba terdengar suara dari luar, Keluarkanlah tangan kananmu. Sungguh, engkau pernah bersedekah sepotong roti dengan ikhlas karena Allah. Maka tanganmu sempurna kembali seperti semula!

Mendengar suara tersebut, terpaksa pengantin wanita mengeluarkan tangan kanannya. Terjadilah suatu keajaiban: telapak tangannya yang terputus itu berubah seperti sediakala. Pengantin wanita itu sangat heran melihat kejadian yang sangat menakjubkan itu.

Itulah keberuntungan orang yang ikhlas bersedekah, walau hanya sebatas roti. Sungguh balasan Allah jauh lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Kedermawanan seorang gadis dalam kisah di atas menunjukkan bahwa sedekah merupakan wujud dari kepedulian sosial yang penting dikedepankan.

Tamat

Pengalamanku dalam Berdo'a kepada Allah SWT

Download Ebook 

Pengalamanku dalam Berdo'a.pdf


"Berita itu benar, silahkan buat surat permintaan. Tulis apa saja yang ingin Anda tulis di dalamnya, jangan lupa sertakan no. telpon Anda, lalu kirimkan surat itu ke alamat ini lewat fax. Dalam satu minggu, akan ada pemberitahuan, jika Anda termasuk yang beruntung, Anda akan segera kami hubungi!"


Saya lekas pulang ke rumah, setiba di rumah, saya menyampaikan kabar baik itu pada istri. "Ini kesempatan baik Umi, semoga saja ada rezki kita di sana", kata saya pada istri.

"Insya Allah bi, mudah-mudahan ada rezki kita di sana", "Amin", balas saya.

Malamnya, saya mulai merancang surat yang akan kami kirim nanti, saya berpikir keras, kira-kira apa kata-kata yang cocok dan menggugah sang Direktur agar proposal yang akan kami ajukan diterima. Apa saja yang harus ditulis dan dicantumkan.

Keesokan harinya, istri saya menelpon temannya tersebut, menanyakan, apakah ada contoh surat yang sudah pernah dikirimkan sebelumnya, temannya itu menjawab ada, istri saya minta tolong agar contoh surat itu dikirimkan via email.

Akhirnya, contoh surat itu saya baca, saya pelajari isinya. Setelah dapat format yang pas, saya mulai menulis surat tersebut. Di pembukaan surat saya memuji Allah dan bershalawat pada Rasulullah. Kemudian mendoakan sang Direktur semoga ia selalu dalam keadaan sehat dan dalam naungan Allah swt dalam pengabdiannya pada Islam dan kaum muslimin.

Saya mulai masuk kepada inti surat, saya menceritakan betapa istri sangat butuh bantuan beliau untuk kelancaran studinya. Dan sebagai penguat surat itu saya cantumkan beberapa data, diantaranya; nama istri, no. paspor, kuliah, tempat tinggal, no. hp dan saya tegaskan bahwa istri tidak dapat beasiswa dari manapun.

Di penutup surat, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan bantuan yang diberikan dan semoga Allah menerima dan membalasnya.

Begitulah lebih kurang isi surat itu. Setelah diedit beberapa kali, dan yakin sudah sempurna, saya print dan segera mengirimnya lewat fax dengan harga yang cukup mahal!

Kini, kami hanya menunggu kepastian, sembari berdoa pada Allah agar proposal itu diterima. Dan bertawakal, jika apa yang dinanti tidak sesuai harapan, karena segala sesuatu telah dtentukan oleh Allah ta`ala.

Pengalaman ini, membuat saya berpikir dan mengingatkan saya pada satu hal, meminta pada makhluk Allah saja begitu besar usaha, pengorbanan, dan harapan yang ditumpukan. Sedangkan manusia pada hakekatnya tidak bisa melakukan apapun kecuali dengan izin dan kehendak Allah.

Sebagai seorang hamba, Allah lah yang layak untuk dijadikan tempat mengadu, meminta dan memohon. Ia maha tahu keadaan kita, maha melihat, dan maha memberi. Ia maha kaya, kekayaannya tanpa batas, subhanallah...

Allah sendiri telah berjanji, barangsiapa yang meminta pada-Nya akan Ia kabulkan. Tentunya bagi hamba-hamba-Nya yang senantiasa mematuhi-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya.



Saya berfikir betapa banyak keinginan saya, cita-cita, keperluan saya, yang ingin saya minta pada Allah agar Dia menunjukkan jalan, membukakan pintu dan menggerakkan hati-hati hamba-Nya untuk membantu. Hal itu tidaklah sulit bagi Allah karena Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Bukankah hati setiap makhluk ada dalam genggaman-Nya yang bisa Ia bolak-balikkan dalam sekejap.

Jika Allah berkehendak untuk menolong hamba-Nya, maka pertolongan itu akan tiba, tanpa bisa diduga dari arah mana. Bahkan jika berkumpul segenap makhluk untuk menghalangi kebaikan yang ingin Allah berikan pada hamba-Nya, maka mereka tidaklah sanggup melakukannya, begitu pula jika Allah menghendaki keburukan, wal`iyadzu billahi mindzalik, tak satupun makhluk di jagat raya ini yang sanggup menghalanginya. Allah maha kuasa atas segala sesuatu.



Pengalaman itu telah membuat saya semakin yakin dan bersemangat meminta pada Allah. Saya semakin mendapatkan pelajaran berharga saat itu.

Jika dalam surat itu saya cantumkan tentang data diri, tentu agar permohonan itu diterima. Maka jika kita ingin mengajukan sejumlah daftar permintaan pada Allah, apakah data-data amal soleh kita sudah mencukupi? Seperti; Shalat 5 waktu tepat waktu, melaksanakan amalan sunnah, puasa wajib dan sunah, azkar pagi dan petang, zakat dan sedekah, baca al-Qur`an, menjenguk orang sakit, memaafkan kesalahan orang lain, jujur, dstnya.

Dan segala bentuk amal ibadah lainnya yang Allah sukai. Jika semuanya bernilai A, tentu penerimaan dan terkabulnya doa itu lebih cepat dan mudah, namun bila data-data itu tidak lengkap, banyak yang bolong-bolong, asal-asalan, tidak ikhlas, maka kita harus berusaha lebih keras dan sungguh-sungguh untuk melayakkan diri agar dikabulkan doa-doa kita.

Setiap orang pasti punya keinginan yang hendak dicapai. Seorang pelajar yang tengah menghadapi ujian berharap sukses, seorang pedagang di pasar berharap jualannya laku, seorang bisnisman berharap dapat keuntungan yang berlimpah, seorang yang tengah dililit hutang yang menggunung berharap hutangnya cepat dilunasi, seorang pemuda yang ingin menikah berharap dapat jodoh sesuai harapan, seorang yang tengah terbaring lemas karena sakit di atas kasur berharap lekas sembuh.

Seorang yang tengah dihimpit berbagai masalah berharap menemukan jalan keluar, seorang ibu yang telah lama merindukan kehadiran buah hati berharap segera hamil, seorang yang tengah menghafal al-Qur`an berharap bisa dengan mudah dan cepat menghafal al-Qur`an, begitulah seterusnya. Semua kita punya harapan dan keinginan masing-masing. Allah mengetahui semua itu, Allah mendengar doa-doa yang kita panjatkan di waktu siang dan malam. Allah maha mendengar segala sesuatu.

Doa adalah inti ibadah. Di dalamnya seorang hamba merendah dan berharap pada Allah yang telah menciptakan dirinya, yang Mahakuasa, dan Maha berkehendak. Ia juga adalah senjata mukmin yang akan melindunginya dari segala bentuk keburukan dan gangguan setan.

Oleh karena itu Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya berdoa pada-Nya. Dan memberi janji bahwa Ia akan mengabulkannya. Allah berfirman : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran". (QS Al-Baqarah: 186)



Para ulama telah menentukan beberapa syarat dan adab yang perlu diperhatikan seorang hamba di saat memohon pada Penciptanya, diantaranya adalah :

1. Hendaklah seorang hamba selalu patuh pada perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, tidak makan-minum kecuali dari yang halal dan beramal soleh.

2. Seorang hamba yang berdoa pada Allah hendaklah berbaik sangka pada Allah, dan yakin sepenuh hati akan terkabulnya doanya. Begitupun dianjurkan untuk bersuci terlebih dahulu, menghadap kiblat, penuh khusyuk, dan sungguh-sungguh, agar doa itu keluar dari hati.

3. Dianjurkan mengangkat kedua tangannya sebatas kedua bahunya. Diriwayatkan dari Salman radhiyallahu `anhu berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Tuhan kalian Malu dan Maha Mulia, Dia merasa malu jika seorang hamba-Nya mengangkat kedua tangannya di hadapan-Nya, dan mengembalikan tangan itu dalam keadaan kosong"

4. Dimulai dengan memuji Allah, bershalawat pada Rasulullah saw pada permulaan dan di akhir doa.

5. Berdoa untuk hal-hal yang baik, bukan untuk dosa dan memutuskan tali silaturahmi. Tidak mendoakan keburukan untuk dirinya, anaknya, dan salah satu kerabatnya.

6. Jika seorang hamba berdoa maka janganlah meminta disegerakan terkabulnya doa itu, karena Allah maha tahu hikmah dibalik ditunda terkabulnya doa yang kita panjatkan.

7. Dianjurkan mengulang doa tiga kali, karena Rasulullah saw melakukan hal itu, jika berdoa beliau mengulangnya sampai tiga kali.

Sebagai seorang manusia kita hanya mampu berencana dan berusaha mencapainya dengan penuh kesungguhan sesuai kemampuan kita, dan berdoa tiada henti, penuh harap pada Allah serta dengan segala kerendahan memohon pada-Nya, adapun hasil dan ketentuan akhirnya Allah yang menentukan, Ia yang lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Bolah jadi apa yang baik menurut dugaan kita, ternyata tidaklah baik sesungguhnya buat kita dalam ilmu Allah, begitu pula sebaliknya. Allah maha tahu segala sesuatu, ilmunya meliputi segala hal, subhanallah...


marif_assalman@yahoo.com

Sedekah kepada Ahli Ilmu


Download Ebook 
Sedekah kepada Ahli Ilmu.pdf

Termasuk kunci-kunci rizki adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syari’at (agama). Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata.


“Artinya : Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam [1] dan (saudaranya) yang lain bekerja [2]. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu [3] kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia” [4]

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulai Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada orang yang mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu agama, sehingga membiarkannya sendirian mencari penghidupan (bekerja), bahwa semestinya ia tidak mengungkit-ngungkit nafkahnya kepada saudaranya, dengan anggapan bahwa rizki itu datang karena dia bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Allah membukakan pintu rizki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada saudaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya.

Al-Mulla Ali Al-Qari menjelaskan sabda nabi Shallallahu ‘alaihi wa salllam.

“Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia”

Yang menggunakan shigat majhul (ungkapan kata kerja pasif) itu berkata, “Yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebenarnya diberi rizki karena berkahnya. Dan bukan berarti dia diberi rizki karena pekerjaanmu. Oleh sebab itu jangan engkau mengungkit-ungkit pekerjaanmu kepadanya” [Murqatul Mafatih, 9/171]



Al-Alamah Ath-Thaibi berkata : “Makna ‘mudah-mudahan’ dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘ mudah-mudahan engkau’, bisa kembali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga berfungsi untuk memberikan kepastian (bahwa dia mendapatkan rizki karena berkah saudaranya) dan menegur (bahwa dia mendapatkan rizki bukan karena pekerjaannya). Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits.

“Artinya : Bukankah kalian diberi rizki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian ?”

Tetapi bisa pula kembali kepada orang yang diajaknya bicara untuk mengajaknya berfikir dan merenungkan, sehingga ia menjadi sadar” [Murqatul Mafatih, 9/171]

Demikianlah, dan sebagian ulama telah menyebutkan [Lihat Tafsir Al-Manar, 3/88] bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu agama secara sepenuhnya adalah termasuk kelompok yang disinggung dalam firman Allah.

“Artinya : (Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi, orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 273]

Imam Al-Ghazali berkata :”Ia harus mencari orang yang tepat untuk mendapatkan sedekahnya. Misalnya para ahli ilmu. Sebab hal itu merupakan bantuan baginya untuk (mempelajari) ilmunya. Ilmu adalah jenis ibadah yang paling mulia, jika niatnya benar. Ibnu Al-Mubarak senantiasa mengkhususkan kebaikan (pemberiannya) bagi para ahli ilmu. Ketika dikatakan kepada beliau, “Mengapa tidak engkau berikan kepada orang secara umum?” Beliau menjawab. ‘Sesungguhnya aku tidak mengetahui suatu kedudukan setelah kenabian yang lebih utama daripada kedudukan para ulama. Jika hati para ulama itu sibuk mencari kebutuhan (hidupnya), niscaya ia tidak bisa memberi perhatian sepenuhnya kepada ilmu, serta tidak akan bisa belajar (dengan baik). Karena itu, membuat mereka bisa mempelajari ilmu secara sepenuhnya adalah lebih utama’. [Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi, 3/250]

Wasiat Khalifah Legendaris, Umar bin Abdul Aziz

Download Ebook 

Wasiat khalifah legendaris umar bin abdul aziz.pdf


Orang-orang lemah hina dina yang kini telah menjadi kuat dan berkuasa. Para janda yang kini telah mendapatkan sanak saudara. Kaum tertindas yang telah mendapatkan pelindung. Orang-orang sesat yang kini telah menemukan pedoman dan petunjuk. Mereka semua .. dan seluruh rakyat yang mendengar sakitnya, merasa terpukul dengan berita itu.


Bahkan umat lain yang berada diluar negaranya, yakni di negara-negara tetangga, dan orang-orang yang mendengar keharuman namanya, menjadi prihatin. Kaisar Romawi yang amat memusuhinya, mengirimkan utusan istimewa yang dipimpin oleh Uskup besarnya yang juga ahli kedokteran untuk membuat keajaiban dengan menyelamatkan tetangganya yang sangat dihormati, seorang Khalifah yang bijaksana dan adil.

Namun Khalifah yang adil dan bijaksana itu menolak semua obat yang diberikan kepdanya. Ia tenggelam dalam penantiannya, menunggu panggilan dari Khaliqnya.

Khalifah yang sangat masyhur itu berbaring dirumahnya teramat sederhana, diatas kasurnya yang tipis, kemudian disaat itu masuklah anak pamannya Mslamah bin Abdul Malik menemuinya seraya berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tidakkah anda akan berwasiat perihal putera-puteri anda? Mereka banyak jumlahnya, sed angkan selama ini anda telah menelantarkannya, dan kini anda tidak meninggalkan apapun kepada mereka!”. “Apakah saya memang mempunyai sesuatu yang dapat saya wasiatkan untuk mereka?”, tanya Amirul Mukminin. “Atau kamu menghendaki agar saya memberikan harta umat kepada mereka”, tanya Amirul Mukminin lagi. “Demi Allah, saya tidak memberikan hak orang lain kepada mereka! Mereka boleh memilih salah satu diantara dua : tetap menjadi orang yang sholeh, dan Allah niscaya akan melindungi mereka. Atau menjadi orang-orang yang tidak sholeh, dan saya takkan meninggalkan sesuatu pun yang akan membantu mereka berbuat maksiat kepada Allah”, tegas Amirul Mukminin.

Disaat sakitnya semakin berat, kemudian diperintahkannya untuk memanggil semua anaknya agar mereka menemuinya. Dengan tergesa-gesa mereka pun datang menemuinya, anaknya yang berjumlah dua belas itu. Semuanya dalam keadaan terlantar, tubuh mereka lunglai dengan rambut yang kusut masai. Sementara wajah-wajah mereka yang kuyu telah merusak keelokan dan kecantikan wajah mereka. Mereka duduk mengelilinginya. Satu persatu ditatapnya wajah mereka dengan pandangan penuh kasih sayang.Air matanya jatuh berderai, kemudian Khalifah memberi nasihat yang diucapkannya secara terbata-bata kepada mereka : “Anakku sekalian. Ayahmu diberi salah satu diantara dua pilihan. Kalian hidup kaya, tetapi masuk neraka. Atau kalian hidup miskin tetapi masuk surga. Maka ayahmu lebih suka menitipkan kalian kepada Allah yang telah menurunkan Kitab, dan Dia akan melindungi orang-orang yang sholeh..”, ucap Amirul Mukminin.

Saat itu pandangannya kelihatan berbinar-binar yang sedang air mukanya berseri-seri. Kemudian kedua matanya ditujukkan ke arah pintu dengan pandangan yang penuh arti, seakan-akan sedang memandang tamu-tamu yang sangat dihormati. Ia tersenyum kepada putera-puterinya, kepada ibunya yang amat dimuliakannya, serta kepada isterinya yang setia. Kemudian mempersilakan mereka untuk meninggalkan dirinya.

Sepeninggal mereka, Amirul Mukminin mengangkat kedua tangannya, seaskan-akan sedang menyambut dan mempersilahkan kedatangan tamu yang sudah lama dinanti-nantikannya.
Memang benar, saat itu rombongan Malaikat suci, hamba-hamba Allah yang dekat kepada Nya telah datang menjemputnya menuju tempat pelantikan yang telah disediakan baginya, tempat yang abadi, surga Allah taman Firdausi..



Orang-orang yang berada diluar kamarnya, samar-samar mendengar Amirul Mukminin sedang membaca ayat suci yang mulia dan agung :

“Kebahagian di kampung akhirat itu Kami sediakan hanya bagi mereka yangtidak suka menyombongkan diri dan melakukan kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yagn baik itu adalah orang-orang yang taqwa”. (Surah Al-Qashas : 83).

Saat itu pula sahabat karibnya yang menjadi penasihatnya Raja’ bin Haiwah, melihat Amirul Mukminin mengulang-ngulang ayat itu, dan tak lama kemudian, nafasnya berhenti berdetak, dan pergi untuk selama-lamanya. Dengan wajahnya yang tersenyum. Itulah akhir kehkidupan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Pintu Syurga Mana saja untuk Muslimah

Download Ebook 

Pintu syurga mana saja untuk muslimah.pdf


Rasulullah saw telah merangkum kunci surga muslimah dalam empat perkara,

1- Menjaga shalat lima waktu.
2- Berpuasa di bulannya.
3- Menjaga kehormatannya.
4- Menaati suaminya.

Dari Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah saw bersabda,


إِذَا صَلَّتِ المَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الجَنَّةِ شَاءَتْ .

“Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan.”(HR. Ahmad nomor 1661, hadits hasan lighairihi).

Satu hal yang terpetik dari sabda Nabi saw di atas adalah bahwa beliau hanya menyebutkan perkara-perkara yang masuk ke dalam jangkauan seorang muslimah, di mana seorang muslimah mampu melaksanakannya tanpa bergantung kepada orang lain atau bergantung kepada suaminya, di sini Rasulullah saw tidak menyinggung, misalnya, haji, karena pelaksanaan ibadah ini oleh seorang muslimah bergantung kepada suatu perkara yang mungkin tidak dimilikinya, seperti tersedianya bekal haji atau tersedianya mahram, di sini Rasulullah saw juga tidak menyinggung zakat, karena perkaranya kembali kepada kepemilikan harta dan pada umumnya ia berada di tangan kaum laki-laki, karena harta adalah hasil bekerja dan yang bekerja pada dasarnya adalah kaum laki-laki.

Kunci pertama, menjaga shalat lima waktu

Shalat adalah ibadah teragung, hadir setelah ikrar dua kalimat syahadat, satu-satunya ibadah yang tidak menerima alasan ‘tidak mampu’, wajib dikerjakan dalam keadaan apa pun selama hayat masih dikandung badan dan akal masih bekerja dengan baik, pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan, tidak heran jika suatu ibadah dengan kedudukan seperti ini merupakan salah satu kunci surga.

Jika menjaga shalat adalah kunci surga, maka sebaliknya menyia-nyiakannya adalah gerbang neraka, ketika para pendosa dicampakkan ke dalam neraka, mereka ditanya, apa yang membuat kalian tersungkur ke dalam neraka? Mereka menyebutkan rentetan dosa-dosa yang diawali dengan meninggalkan shalat.

Firman Allah, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab, ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”(Al-Muddatstsir: 42-43).

Perkara menyia-nyiakan shalat tidak jarang terjadi pada kaum muslimin secara umum dan kaum muslimat secara khusus, banyak alasan dan hal yang membuat mereka terjerumus ke dalam perbuatan tidak terpuji ini, di antara mereka ada yang menyia-nyiakan shalat karena malas dan meremehkan, di antara mereka ada yang terlalaikan oleh kesibukan hidup, sibuk bekerja, sibuk memasak, sibuk mengurusi rumah tangga, sibuk mengurusi anak-anak dan suami, sibuk dengan kegiatan-kegiatan lainnya sehingga ibadah shalat terbengkalai, padahal ibadah shalat tidak menerima alasan apa pun yang membuatnya tersia-siakan, dan Allah telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak terlalaikan oleh dunia dari mengingatNya, termasuk mengingatNya melalui ibadah shalat.

Firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9).

Menjaga shalat lima waktu mencakup menjaga waktunya dalam arti melaksanakannya tepat waktu, tidak menundanya dan mengulur-ulur waktunya sampai waktunya hampir habis, atau bahkan membiarkannya habis, ini adalah shalat orang-orang munafik, dan seorang muslimah tidak patut bermental munafik dalam ibadah shalat.

Menjaga shalat mencakup menjaga syarat-syarat dan rukun-rukunnya di mana shalat tidak sah tanpanya, menjaga wajib-wajib dan sunnah-sunnahnya yang merupakan penyempurna bagi ibadah shalat, semua ini menuntut seorang muslimah untuk belajar dan membekali diri dengan ilmu yang shahih tentang shalat. Tanpa ilmu yang shahih tidak akan terwujud menjaga shalat.

kedua, berpuasa di bulannya

Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu kunci surga, lebih dari itu di surga tersedia sebuah pintu khusus bagi orang-orang yang berpuasa yang dikenal dengan ‘ar-Rayyan’, pintu masuk para shaimin secara khusus, jika mereka telah masuk maka ia akan ditutup.
Di samping berpuasa sebagai kunci surga, ia juga merupakan tameng dan pelindung dari neraka, Rasulullah saw menyatakan, ash-shaumu junnah, puasa adalah tameng atau pelindung, yakni dari api neraka.



Karena puasa merupakan salah satu kunci surga sekaligus pelindung dari neraka maka seorang muslimah harus menjaganya, dalam arti melaksanakannya dengan baik, memperhatikan syarat, rukun dan pembatalnya, karena tanpanya dia tidak mungkin berpuasa dengan baik.

Seorang muslimah juga harus memperhatikan perkara qadha puasa Ramadhan di hari-hari lain jika dia mendapatkan halangan pada bulan Ramadhan sehingga tidak mungkin berpuasa secara penuh, jangan sampai Ramadhan berikut hadir sementara dia belum melunasi hutang puasanya, perkara mengqadha puasa di hari lain ini sering terlupakan atau terabaikan, karena kesibukan hidup, padahal ia adalah hutang yang jika tidak dilaksanakan maka seorang muslimah tidak bisa dikatakan telah berpuasa di bulannya, selanjutnya dia gagal meraih kunci kedua dari kunci-kunci masuk surga, dari sini bersikap hati-hati dengan menyegerakan qadha adalah sikap bijak, karena penundaan terkadang malah merepotkan dan menyulitkan.
(Izzudin Karimi)



Ketika Rasulullah saw mengabarkan bahwa wanita merupakan penghuni neraka paling besar, beliau ditanya, mengapa? Beliau menjelaskan sebabnya, karena wanita sering ‘kufur’ kepada keluarga, sering mengeluh, jika suami berbaik-baik kepadanya seumur-umur, lalu dia melihat yang tidak baik dari suami walaupun hanya sekali, maka dia akan berkata, ‘Aku tidak melihat kebaikan apa pun pada dirimu.’ Oleh karenanya Rasulullah saw mengajak para wanita agar memperbanyak bersedekah sebagai penyeimbang, lebih dari itu Rasulullah saw juga memberikan jalan dan pintu tersendiri bagi wanita agar selamat dari neraka dengan meraih kunci surga.

Kunci ketiga, menjaga kehormatan

Surga hanya bisa diraih dengan keshalihan, hanya wanita shalihah yang akan masuk surga, shalihnya seorang wanita dibuktikan dengan beberapa sifat dan akhlak, salah satunya dan yang terpenting adalah menjaga kehormatan diri.

Firman Allah, “Wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa`: 34).

Ayat ini menetapkan bahwa memelihara diri meruapakan wujud dari ketaatan seorang wanita shalihah kepada Allah kemudian kepada suaminya.

Nabi saw bersabda,


خَيْرُالنِّسَاءِ مَنْ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرَتْهَا أَطَاعَتْكَ وَإِذَا أَقْسَمْتَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْكَ وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ.

“Sebaik-baik wanita adalah wanita yang jika kamu melihat kepadanya maka kamu berbahagia, jika kamu memerintahkannya maka dia mentaatimu, jika kamu bersumpah atasnya maka dia memenuhinya dan jika kamu meninggalkannya maka dia menjagamu pada diri dan hartamu.” (HR. an-Nasa`i)

Menjaga kehormatan berarti membentengi diri dari perkara-perkara yang mencoreng dan merusak kehormatan, yang menodai dan menggugurkan kemuliaan, dengan tetap bersikap dan bertingkah laku dalam koridor tatanan syariat yang suci lagi luhur.

Menjaga kehormatan di zaman di mana ajakan dan propaganda kepada kerusakan dan perbuatan keji semakin meningkat dan menguat, seruan dan arus serangan yang ditujukan kepada wanita-wanita muslimah dengan agenda dan maksud terselubung dan tersembunyi semakin gencar dan bergelombang, menjaga kehormatan di zaman seperti ini terasa demikian sulit dan berat, para penyeru dan para jurkam kerusakan membidik wanita muslimah sebagai sasaran, mereka memakai dan menggunakan cara-cara yang melenakan dan menggiurkan dengan nama kemajuan, modernisasi, pemberdayaan, pengentasan, pembebasan dan kedok-kedok palsu lainnya, zhahiruhu fihi ar-rahmah, wa bathinuhu ya`ti min qibalihi al-adzab, racun di balik kelembutan ular berbisa.

Dari sini maka seorang wanita muslimah harus jeli dan cermat sehingga dia tidak termakan oleh rayuan gombal para serigala yang berbulu domba dan musang berbulu ayam, hendaknya seorang muslimah tetap berpegang kepada aturan-aturan dan rambu-rambu Islam yang luhur lagi suci karena di sanalah terkandung kebersihan dan kesucian diri, hendaknya seorang muslimah menimbang dan mengukur setiap seruan dan ajakan dengan timbangan dan ukuran syar’i yang baku dan menyeluruh, hal ini agar dia selamat dan tidak terjerumus ke dalam perkara-perkara yang merusak kemuliaan dan kehormatannya.

keempat, menaati suami

Menaati suami merupakan lahan dan medan besar dan luas bagi seorang muslimah, ia merupakan ladang ibadah bagi seorang muslimah yang sesungguhnya setelah penghambaannya kepada Rabbnya.