Selasa, 03 September 2013

Kaya untuk Meningkatkan Ibadah, Ok. Kalo Matre, Jangan

Download ebook 

Kaya untuk meningkatkan ibadah ok kalo matre jangan.pdf


Masyarakat yg matre sifatnya ngoyo menjadi kaya setiap kali melihat ada orang berlimpah harta lewat di tengah kehidupan mereka. Dipikirannya ngejadiin dunia sebagai tujuan, dikepalanya cuma ada dunia, dunia, dunia tanpa meratiin cara2 yang digariskan oleh Islam untuk mndapatkannya secara halal serta berzakat, sedekah. Berbeda kalo yg materialisme ( matre ) biasanya bakalan kikir, pelit alias medit. Keadaan mereka yang matre seperti dikisahkan pegimana masyarakat Mesir di zaman hidupnya seorang tokoh kaya-raya bernama Qarun digambarkan di dalam Al-Qur’an.


فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".(QS Al-Qashshash ayat 79)

Zaman kita dewasa inipun keadaannya sangat mirip dengan zaman Qarun tersebut. Berbagai kemewahan tokoh kaya, selebritis, artis, olahragawan dan pejabat dipertontonkan di televisi dan media lainnya sehingga masyarakat berdecak kagum dan tentunya menjadi iri dan berambisi ingin menjadi hartawan seperti mereka pula. Sedemikian kuatnya ambisi tersebut terkadang muncullah berbagai kasus mengerikan di tengah masyarakat. Sebut saja munculnya perdagangan bayi, penjualan organ tubuh, pelacuran, korupsi, pencurian, perampokan dan pengkhianatan para pejuang yang semestinya berada di jalan Allah. Semua dilakukan karena terbuai dengan mimpi ingin secara instan menjadi seorang yang kaya.

Bardasarkan hal ini pantaslah bilamana teladan kita Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita suatu prinsip penting dalam hal menghindari berkembangnya kemungkinan faham materialisme di tengah masyarakat. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justeru mengajarkan ummat Islam agar senantiasa rajin memandang kepada kalangan yang kurang beruntung secara materi daripada diri kita sendiri. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur dan ridha atas pemberian Allah.

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ

هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ

“Pandanglah orang yang lebih rendah daripada kalian, dan janganlah memandang orang yang di atas kalian. Maka yang demikian itu lebih layak untuk dilakukan agar kalian tidak menganggap remeh akan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian.” (HR Muslim)

Betapa dalamnya pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas. Andaikan setiap kita berpegang teguh kepada prinsip di atas niscaya masyarakat akan terhindar dari ideologi materialisme. Tidak mungkin akan muncul suatu anggapan bahwa harta merupakan tolok ukur kemuliaan seseorang. Setiap orang akan senantiasa rajin mensyukuri segenap karunia Allah yang telah diterimanya. Islam mengajarkan bahwa tolok ukur kemuliaan sejati ialah taqwa seseorang kepada Allah.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. (QS Al-Hujurat ayat 13)

Allah tidak pernah berfirman: ”Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling berharta di antara kamu”. Tidak...! Allah jelas tegas menyatakan bahwa taqwa merupakan tolok ukur sesungguhnya mulia-hinanya seseorang di mata Allah. Semakin bertaqwa seseorang berarti semakin mulia dirinya di sisi Allah. Dan sebaliknya semakin tidak bertaqwa seseorang berarti semakin hinalah dirinya di mata Allah Yang Maha Mulia. Dan perkara ini tidak berkaitan dengan banyak-sedikitnya harta yang dimiliki orang tersebut. Bisa jadi seseorang berharta sedikit atau banyak, asalkan ketqwaannya kepada Allah memang tinggi, berarti mulialah dirinya di sisi Allah. Sebaliknya, berapapun kekayaan atau kemisikinan seseorang, bilamana ketaqwaannya kepada Allah sangat tipis, apalagi tidak ada samasekali, berarti orang tersebut hina di dalam pandangan Allah. Taqwa merupakan timbangan sejati bernilai atau tidaknya seseorang dalam pandangan Allah yang Maha Tahu dan Maha Teliti PengetahuanNya



Maka hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah semestinya menjadi pegangan seorang beriman. Hendaklah bila sudah menyangkut urusan harta dan kekayaan seorang muslim janganlah memandang silau kepada orang yang berada di atas dirinya. Tapi sepatutnya ia bersibuk memandang mereka yang lebih rendah daripada dirinya sehingga rasa syukur dan ridha akan pemberian Allah senantiasa terpelihara di dalam dirinya. Bila ia sibuk memandang kepada mereka yang lebih kaya daripada dirinya, niscaya yang muncul adalah keluhan dan ketidakpuasan akan pemberian Allah kepada dirinya. Maka di zaman Qarun hidup ada sebagian masyarakat Mesir yang tetap bersikap benar dalam memandang Qarun. Mereka inilah yang disebut Allah di dalam Al-Qur’an sebagai orang-orang yang berilmu dan mereka sangat faham akan hakekat kemuliaan dan kehinaan di dalam kehidupan fana ini.

وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ

لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ

“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar".(QS Al-Qashshash ayat 80)

Orang-orang yang berilmu sangat sadar bahwa pahala dari Allah karena iman dan amal sholeh seseorang, jauh lebih utama dan berharga daripada sekedar harta dan kekayaan duniawi seperti yang dikumpulkan oleh seorang Qarun. Itulah sebabnya tatkala pada akhirnya Allah mencabut hak kekayaan Qarun dengan mendatangkan bencana yang menghancurkan segenap kekayaan dan diri Qarun, barulah kaum awam yang jahil alias bodoh atau sempit wawasan itu memahami dan menyadari betapa bodohnya diri mereka karena tergiur menginginkan seperti yang dimiliki oleh Qarun.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ

مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ وَأَصْبَحَ الَّذِينَ

تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ

لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا

لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS Al-Qashshash ayat 81-82)

Sosok Qarun dan siapapun yang memiliki mental dan sikap seperti dia, adalah sosok yang mengingkari nikmat Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan yang mereka kumpulkan merupakan hasil prestasi dirinya dan tidak ada kaitan dengan Allah yang Maha Menentukan pembagian rezeki manusia. Mereka tidak pernah besyukur kepada Allah akan rezeki yang diterima. Dan mereka tidak pernah memohon rezeki kepada Allah saat dirinya sedang mengalami kesulitan rezeki. Mereka hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam urusan materi. Mereka inilah kaum yang berideologi materialisme. Sungguh mateialisme tidak sama dengan Islam. Bersyukurlah kita orang beriman memiliki iman dan islam sebagai pegangan hidup

SMS Tanya Jawab Jamaah ( Hutang Dan Mencari Pekerjaan )

Download ebook 

SMS PERTAMA ( Hutang )


[ 0859218xxxxx: ]

Pertanyaan :

Ass,dari j-a di padang.ini hp istri sy afwan. Ini no rek istri sy. BRI unit tiku bukit tinggi no. 5437-01-0000xxxxx. a/n Ms. Mhn ya afwan, insyaallah dguna kan untk bayar hutangkami ke tetangga, syukran.


Jawab :

Ngadep aja Ke Allah. Shalat dhuha. 6 rakaat. Semua anggota keluarga. Kemudian berdoa. Sedekah apa yg trsisa. Terus, jalan ke tetangga yg dimaksud. Minta maaf, dan minta waktu. Habis itu, silahkan diteruskan riyadhahnya. Sekeluarga pada menuju masjid. Shalat sunnah dibanyakin dan perhatikan ketepatan waktu serta berjamaahnya. Silahkan ya. Ini lbh bermartabat buat situ dan keluarga. Situ msh punya hp buat sms, ya sdh, sedekahkan saja. Insya Allah derajat naik. Bila situ baca sms ini, marah, tersinggung, atau malah mendidih hati, itu alamat ga bakalannya derajat naik dan berubah hidup. Saya doakan, semoga tercapai sgl hajat dan dpt pertolongan Allah. Salam takdziem, Yusuf Mansur.

Pertanyaan :

ass, syukran us tadz. maksud sy mau pinjam uang ustadz sbsar rp6 juta, bukan minta uang, tapi pinjam. Sblumnya sy @istri pnjam prhiasan emas ttangga. Dg setahu@seizin pemiliknya,per hiasan emas di gadai k kntor pe gadaian paria mansumbar, ja tuhtempo pem bayaran 20 no fember 2008. Sy @istri lagi ga mampu bayar. Insyaallah bulan januari 2009 uang ustadz sy kmbalikan. Demi ALLAH sy @ istri ga ada nawaitu untknipu. Mhn kebijakn ustadz.syukran, j-a di padang.

Jawab :

Jalankan saja apa yg saya sms. Silahkan. Ini lbh mahal dari apa yg antum minta. Percayalah. Saya pernah berposisi seperti saudara. Dan saya melakukan ini semua. Jangan membantah lagi.

SMS KEDUA ( Pekerjaan )

[ 0815117xxxxxx: ]

Pertanyaan :

Bang,maaf ya,mdh2an pekerjaan buat sy akan segera hadir,skrg ini status sbgai karyawan yg sdng sy cari,ada pekerjaan mantu ku sayang,ga ada pekerjaan mantu ku.....?Tp sy tetap tegar n tawakkal ngadepinnye,sblah mata sy di pandang bang,tp dgn ayah sy baik2 saja,ayah maklum dgn kndsi sy slama ini.istri pun tiada henti menangisi tntg kndsi fisikis sy di sini.Sy dah berdoa dan berusaha skuat tnaga U bs ngimbangin hdp di sini,tp tetap saja salah yg terus menghampiri saya.(di maido terus sy bang)Sy yakini ini ujian agar sy bs naek kelas.Mhn doa dan perhatian tntg mslh yg sdng sy hadapin.Hara maklum dgn sms ini.


Jawaban :

Ada baiknya Taufik keluar sbg pemenang, hanya dengan Pertolongan Allah saja. Dulu saya juga demikian. Saya sampe menelusuri rel kereta api, dari Kalideres ke Angke. Jalan kaki. Hanya gara2 bingung ga ada pekerjaan, dan juga ga ada uang. Sepekanan kurang lebih, pekerjaan saya hanya ke rumah orang tua di Jembatan Lima di pagi hari, dan kembali di sore hari. Di sepanjang jalan, saya menangis dan banyak2 menyebut-Nya. Hingga kemudian saya sadar, kalau saya jalan kaki saja bisa, kenapa saya tidak kuat ibadah untuk-Nya. Kemudian saya tutup juga pintu berharap kepada makhluk-Nya.

Semakin saya berharap kepada saudara2 saya, semakin payah keadaan saya. Saya jadi makhluk yang tambah meratapi keadaan saya, dan semakin marah, sebel, benci, dengan keadaan orang2 yang saya gantungi harapan saya. Belajarlah dari kondisi sekarang ini. Percayalah, tidak ada modal trbaik untuk kemudian taufiq melesat. Kecuali keadaan2 seperti sekarang ini; terhina, miskin, lapar, kasihan dengan nasib istri dan anak, tidak ada pekerjaan, tersiksa batin, tidak ada kehormatan dan kemuliaan, dan lain2 bentuk kesusahan dunia. Semua ini, modal yang sangat luar biasa, bila kita jadikan bahan bakar untuk menyegerakan diri ke Allah. Sampe senyampenya.

Ibadah salah satu Ikhtiar mendapatkan Rezeki

Download ebook 

Ibadah salah satu ikhtiar mendapatkan rezeki.pdf


Dalam kehidupan sehari-hari, tidak sedikit orang yang menyalahkan orang lain yang beribadah sebagai jalan ikhtiar mencari dunia-Nya Allah. Saya lebih menyebutnya sebagai

“sebuah keutamaan”. Ya, mencari dunia dengan jalan beribadah adalah sebuah keutamaan. Mengapa demikian?

Sebab bukankah mengikuti anjuran Allah dan Rasul-Nya adalah juga ibadah? Dunia
adalah milik Allah. Ketika Allah memerintahkan kita begini dan begitu ketika kita mencari dunia milik-Nya, maka ini menjadi sebuah ibadah yang sangat hebat. Di samping tentu menjadi sebuah wujud iman dan keyakinan kepada-Nya. Itu’kan sebutan betawinya nurut, atau percaya.
Saudaraku, terhadap dokter saja, keyakinan kita bukan main hebatnya. Ketika seorang
dokter mengatakan, “Anda harus dioperasi segera... dalam hitungan 24 jam!” Wah, kita akan terbirit-birit mengiyakan. Andai kita tidak ada uang pun kita akan mengusahakan setengah mati, pinjam sana pinjam sini. Kalau perlu, kita tinggalkan rumah kita, kita korbankan kendaraan kita untuk mendapatkan uang buat operasi. Ada ahli desain interior. Dia berkunjung ke rumah kita. Lalu memberikan advisnya tentang tata ruang yang lebih membuat sirkulasi udara rumah kita menjadi lebih bagus, maka insya Allah kita akan mengubah tata letak rumah kita tersebut andai memang kita ada uang.

Atau malah jangan-jangan kepikiran terus untuk sesegera mungkin menjalankan advis sang desainer interior tersebut. Terhadap saran manusia, terhadap nasihat manusia, kita bak… bik… buk… memikirkan dan mengikutinya. Mengapa terhadap nasihat Allah dan Rasul-Nya tidak kita ikuti? Apakah karena kita tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya? Atau jangan-jangan kita terjebak kepada kesungkanan atau makna keikhlasan yang barangkali perlu dikoreksi? Sehingga ibadah kita tidak bertenaga? Tidak memiliki spirit? Sebab bisa jadi bayang-bayang tidak boleh beribadah karena meminta sesuatu dari Allah; entah itu dunia-Nya, berharap solusi dari-Nya, menjadikan kita seperti setengah-setengah beribadah. Bukan karena penuh pengharapan kepada-Nya, atas janji-janji-Nya sendiri.



Macam gini, Allah menyebut bahwa jalan tahajjud akan membuat hidup seseorang
berubah menjadi lebih baik lagi. Bila dilakukan terus-menerus akan membuat seseorang naik terus derajat dan kemuliaannya. Lalu, ada seseorang yang melakukan tahajjud sebab percaya akan firman-firman Allah dan hadits-hadits Rasul seputar tahajjud ini, dan kemudian menyandarkan harapan hanya pada-Nya -sekali lagi, hanya pada-Nya-, apakah ini salah? Lebih utama mana dengan yang tidak mengerjakannya? Atau lebih utama mana dengan yang mengerjakannya tanpa berharap kepada-Nya? Apalagi kalau kita sepakat bahwa meminta kepada Allah pun merupakan ibadah tersendiri? Tahajjud ya ibadah... dan meminta (do’a) adalah juga ibadah. Maka bila seseorang melakukan tahajjud dan juga berdo’a kepada Allah,

bukankah dia malah dapat dua keutamaan?
Terus lagi, Rasul misal pernah bilang juga begini, “Kalau mau dibantu Allah, bantulah
sesama.” Lalu, seseorang yang menghendaki pertolongan Allah bergegas menyambut seruan ini untuk benar-benar berharap turunnya pertolongan Allah baginya. Apakah ini salah? Tega bener kalo salah mah.

Saudaraku, ayo! Beranilah meminta. Kalimat bahwa beribadah sama Allah, beribadah saja, jangan minta-minta sama Allah, harus ikhlas, ini menurut saya perlu dilakukan lagi penelitian mendalam. Kasihan orang yang butuh pertolongan Allah yang menempuh jalan ibadah dan jalan-jalan yang diseru-Nya.
Mohon do’a agar Allah memberikan bimbingan kebenaran dari-Nya. Dan juga mohon koreksi apabila ada pembaca yang lebih arif, lebih alim, dan lebih mengetahui tentang hal-hal apa yang saya tulis. Andai ada kebenaran, datangnya dari Allah. Apabila ada kesalahan, itulah saya, Yusuf Mansur, yang memang begitu banyak kekurangannya. Kepada Allah semua kita kembalikan.

[ Sumber Materi Kuliah Online Wisata Hati ]

Kisah Keberhasilan "Bersedekah" dan SMS Tanya Jawab Jama'ah

Download ebook 

Kisah keberhasilan bersedekah dan sms tanya jawab jamaah.pdf


Pak A, kurang lebih 1 tahunan yang lalu datag ke rumah saya. Saya lumayan tidak terlalu melayani beliau. Saya bilang, kalau ke rumah saya, pengen konseling, sabar. Alhamdulillah, dia termasuk yang sabar. Dia menunggu betul-betul sampe saya kosong. Akhirnya saya tahu, bahwa beliau di dalam bahaya. Hutangnya sebesar gunung. Waktu itu katanya mencapai 4M. Posisinya dalam pelarian, dan merugikan banyak orang. Bahkan istrinya kata dia, sedang disandera.


Waktu itu, karena tidak ada waktu, saya cuma bilang, kembali lagi aja ke sini, bawa sedekah yang masih tersisa. Dia nanya, apa ya? Apa aja, jawab saya. Akhirnya dia kembali. Saya suruh ke pondok saja. Dia lalu menyedekahkan notebooknya. Ada yang beli, ga jadi. Notebook itu ia sedekahkan. Katanya sih harganya lbh dari 20jt. Notebook itu diberikan ke pondok. Saya pribadi ga pernah tahu kayak apa notebooknya. Saya ditanya, trus kudu ngapain? Saya bilang, ya banyakin aja taubat, shalatnya diperbaiki, ibadah-ibadahnya dibagusin. Selebihnya tunggu dah keajaiban datang.

Lama, tak ketemu. Sampe kemudian saya ditelpon sama istrinya, yang mengabarkan bhw Pak A ini ditangkap. Habis itu, ga ketemu-ketemu lagi. Sampe kemudian dia datang lagi sudah dengan istrinya, dan bawa mobil baru. Dia bilang, jalan sulit dah dia lalui. Dan mulai bangun.

Begitulah ceritanya, sampe kemudian dia "datang" lagi lewat sms tersebut. Alhamdulillah. Saya cukup senang dengarnya. Semoga banyak orang tercerahkan. Bahwa dengan bersedekah, insya Allah meski pelan, bisa dilalui itu kesulitan-kesulitan. Ada yang tlat. Tapi itu sebab dosa-dosannya. Bukan karena sedekahnya ga bekerja. Kalo dia tempuh benar jalan pertaubatan dan ibadah, insya Allah akan terjadi juga keajaiban. Maka besarkan saja sedekahnya, sambil terus mendekatkan diri ke Allah.


+628180483XXXX:

(+) Ass. Smg ustadz sht sll, tmbh smngt utk brdkwh&sll dlm lindunganNya. amin. Berkat doa, bimb&arahan ustad, skrg sy sdh mnjd trainer di pemda2 di jateng&jatim, jazakallahu khoiroh. Trm ksh bngt.

(-) Alhamd. Tp dari siapa nih?

(+) Dari A, pak ustad, sy amalkn sdkh&ngebor langit, alhamd., itu jd jurus pamungkas mnylesaikn mslh, tnp mnimbulkn mslh, maaf tp bkn pegadaian. Tks bngt ustad, smga sy msh diterima sbg murid.

(-) Dari Pak A? Yg prnh pny hutang buanyak&disandera?

(+) Ya ustad, yg disandera, smga ustad msh brknn mnrima sy sbg murid, sy prlu skali bimb ustad, bhkn sy dngr SB jg mnjd muridnya ustad, terima ksh.

(-) Ha ha ha... Masa iya SB jd murid saya? Bliau mmg pelaku.

(+) Biar sy jauh, sy insya Allah ikuti trs wisata hati, ustad&murid2nya. Kalo pak SB itu mengaku sbg murid, di dpn profesor yg mndampingi beliau. Profesornya crt ke sy, jd sy brbisik dlm hati, sy jg muridnya ustad....he..he

(+) Prof siapa? Itu krn ketawadhuan SB kali.
Prof Dr. Marsudi W. Kisworo, slh 1 think thanknya SB. skrg beliau lg ikuti sdkhnya SB, kata prof, SB th 07 sdh lbh dari 30M sdkhnya, mlh sahamnya naik trs di Bakrie group.

(-) Wah, subhaanallaah.

(+) Smga ustad ttp fokus dkwh&mmajukn ponpes, ttp mnjd suri tauladan bg umat, trutama sy salut pd ksdrhanaannya, rndh hatinya&istiqomahnya. amin

(-) Coba dah diimel yg lbh lngkp penglmnnya.

(+) Insya Allah, sy akan e mail, mmg luar biasa yg namanya sdkh, krn mmg sdkh adlh ibdh inti mninggalkn ego qt, bgitu qt brhsl mlpaskn ego, barulah qt bnr2 bs ktemu ALLOH.

Taubatan Kembali kepada Allah secara menyeluruh

Download ebook 

Taubatan Kembali kepada Allah secara menyeluruh.pdf


kemaksiatan yang hadir dewasa ini di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini, sudah meliputi segenap aspek kehidupan. Silahkan Anda renungkan...! Kemaksiatan alias kedurhakaan kepada Allah dapat kita temukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, media massa, pendidikan, hukum, militer dan pertahanan-keamanan. 


Segenap aspek kehidupan tersebut telah dikembangkan dengan semangat mengabaikan bagaimana sebenarnya Allah menuntut kita mengelolanya. Manusia menyangka bahwa semua aspek hidup itu boleh dikembangkan seenaknya menurut selera dan hawa nafsu manusia.

Dengan berlindung di balik faham-faham modern yang bersumber dari peradaban Barat sebagian muslim di negeri ini telah meninggalkan Islam sebagai Way of Life. Baik sadar maupun tidak sadar. Mereka meninggalkan berfikir dan berperasaan menurut bagaimana yang Allah kehendaki karena mereka telah termakan oleh faham Humanisme, Liberalisme, Sekularisme dan Materialisme. Padahal Allah menyuruh setiap Muslim yang mengaku beriman agar men-celup-kan dirinya ke dalam nilai-nilai Rabbani agar segenap fikiran dan perasaannya senantiasa tunduk kepada Allah semata:

صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

”Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghah(celupan)-nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS Al-Baqarah ayat 138)

ajaran Islam yang berlandaskan aqidah Tauhid menegaskan bahwa wewenang membuat aturan (tasyrii’) ada di sisi Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil.

مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا

”...tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada Allah; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan". (QS Al-Kahfi ayat 26)

Saudaraku, masihkah kita perlu heran mengapa bencana demi bencana Allah tetapkan berlaku di tengah masyarakat berpenduduk muslim terbesar di dunia dewasa ini? Sudah tiba masanya bagi kita semua untuk bertaubat dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), khususnya di dalam menjadikan Islam sebagai satu-satunya Way of Life dalam kehidupan pribadi maupun kolektif.



Kata ”Taubat” bermakna ”kembali”, yakni kembali kepada Allah dalam segenap hal. Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam terbesar jumlahnya di dunia ini untuk kembali dan hanya kembali kepada aturan dan hukum Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Aturan dan hukum bikinan manusia merupakan produk makhluk yang sarat sifat zalim dan bodoh.

إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)

Alangkah inkonsistennya bilamana dalam doa kita berkata: ”Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Din dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul”, namun dalam keseharian kita masih saja mengakui dan mengagung-agungkan faham/ajaran peradaban Barat yang sejatinya berprinsip mengingkari bahkan mempersekutukan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Esa.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

”Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)

Bersedekah dalam Berbisnis

Download ebook 

Bersedekah dalam Berbisnis.pdf

Dahulu seorang sahabat Nabi pernah bertanya kepada Nabi Muhammad.

Kira-kira dialognya seperti ini:

Sahabat: "Ya Nabi. Saya mau bertanya, kenapa dagangan gandum saya kurang
laku ya? Padahal saya sudah jujur dan tidak berlaku maksiat. Kira-kira
saya masih salah dimana ya Nabi?"

Nabi: "Bagaimana cara kamu berdagang?"

Sahabat: "Saya mencoba berdagang dengan tidak berlaku curang. Saya tidak
mengurangi timbangan barang sedikitpun. Gandum 1 liter, ya saya jual 1
liter, tidak saya kurangi. Anehnya, pedagang Quraisy di sebelah saya
yang mengurangi timbangan, kok malah lebih laku dari saya. Kenapa ya
Nabi?"

Nabi: "Oh begitu. Berarti cara dagang kamu masih kurang tepat."

Sahabat: "Kurang tepatnya dimana ya Nabi?"

Nabi: "Begini, dalam setiap 1 liter gandum yang kamu jual, kasih
lebihan. Jadi jangan kamu jual tepat 1 liter, tapi lebihkan supaya
pembeli merasa senang."

Tak lama kemudian sahabat tersebut mempraktekkan petunjuk dari Nabi
tersebut. Setiap ada yang membeli gandum, selalu diberikan lebihan
olehnya. Beberapa hari kemudian dagangan sahabat tersebut jauh lebih
laku daripada pedagang Quraisy disebelahnya.

Ada beberapa hikmah yang bisa kita petik dari cerita diatas. Pertama,
dalam berdagang, jujur saja tidak cukup. Kita juga harus cerdik dalam
melihat dan menyiasati situasi pasar yang ada. Kedua, taktik dagang yang
dianjurkan Rasul kepada sahabat tersebut, banyak digunakan oleh pedagang
Cina, yaitu marjin sedikit, tapi volume penjualan tinggi. Ketiga, dengan
berat gandum yang telah ditambah lebihan, pembeli dengan mudah bisa
membedakan gandum yang dijual oleh sahabat lebih berat dan tentu lebih
banyak dibandingkan gandum yang dijual oleh pedagang Quraisy. Keempat,
dalam Islam lebihan tersebut adalah sedekah, yang bila diterima oleh
Allah SWT, berkahnya dunia dan akhirat. Kelima, lebihan tersebut adalah
bonus. Pada dasarnya orang suka akan bonus, baik berupa lebihan atau
diskon harga.

Bagaimana menerapkan konsep sedekah dalam berbisnis untuk konteks yang
lain? Dulu saya pernah mengikuti pameran software perpustakaan skala
kecil di perpustakaan pusat UI. Waktu itu saya jualan CD. Isinya beragam
aplikasi perpustakaan open source yang saya dapat gratis dari internet.
Saya tinggal memberikan added value konten berupa tutorial bagaimana
meng-install dan menggunakan beragam aplikasi tersebut. Modal yang saya
keluarkan cuma 300 ribu rupiah untuk membeli 100 CD dan casingnya. Saya
bawa komputer sendiri. Agar tidak rugi, saya baru nge-burn CD kalau ada
yang mau beli (write on demand).



Apa sedekah saya buat pembeli? Kebetulan sewaktu membeli casing CD, saya
dapat bonus 50 pulpen. Pulpen tersebut yang kemudian saya gunakan
sebagai sedekah kepada pembeli. Tentu kepada pembeli tidak saya bilang
sedekah, tapi saya bilang BONUS. Setiap pembelian CD, mereka dapat bonus
pulpen. Believe it or not, dalam tempo 1,5 jam, saya bisa menjual 40 CD
yang dibandrol harga 20.000 rupiah per CD nya. Modal sudah balik, bahkan
untung, dan masih banyak sisa CD yang bisa dimanfaatkan buat keperluan
lain. Menurut saya, mereka yang membeli CD tersebut karena ada added
value berupa tutorial tambahan yang penuh gambar dan mudah diikuti.
Apalagi di situs web dimana program-program tersebut bisa diunduh,
dokumentasinya tidak cukup detail, sehingga menyulitkan buat pustakawan
pemula dengan kemampuan TI terbatas untuk mencobanya. Tapi yang menarik,
banyak orang yang tadinya masih ragu untuk membeli, melakukan impulse
buying begitu diberitahu ada bonus pulpen dengan tali yang lagi ngetren
saat itu. Pelajaran yang saya dapat: "orang suka diberi bonus,
sesederhana apapun bonus tersebut". Jadi kalau anda berdagang, jangan
lupa kasih bonus (baca: sedekah).

Mungkin ada pertanyaan, kalau berdagang barang yang tampak (tangible),
memang gampang kasih bonusnya, sekarang bagaimana dengan barang yang tak
tampak (intangible) seperti jasa. Gampang! Contohnya, anda ingin
mendapatkan proyek untuk pembuatan corporate plan 2007 suatu perusahaan.
Ketika tahap negosiasi, anda bisa bilang, bahwa nanti anda akan kasih
bonus berupa sosialisasi corporate plan ke cabang perusahaan di berbagai
daerah di Indonesia. Anda tidak usah dibayar, tapi cukup diganti ongkos
transportasi ke cabang-cabang perusahaan tersebut. Atau anda juga bisa
langsung memasukkan komponen bonus dalam penawaran yang anda masukkan.
Tergantung kebutuhan dan situasi yang anda hadapi. Atau contoh lain yang
pernah saya lakukan. Sewaktu menjual software buatan saya, biasanya saya
kasih bonus instalasi Operating System (Unix/Linux) termasuk optimasi
kernelnya plus instalasi aplikasi server lain yang dibutuhkan seperti
server web dan database.

Selamat mencoba!


Ustadz hendrowicaksono

Cerita-cerita yg bikin tersenyum Ke-2


Download Ebook 
Cerita cerita yang bikin tersenyum2.pdf

1. Aneka Minuman


Suatu hari, Udin berkunjung ke rumah Didin, temannya sewaktu sama-sama mondok. Sejak pulang ke rumah tujuh belas tahun yang lalu, keduanya belum pernah sekalipun bertemu. Maklum di samping jarak kota yang berjauhan, ditambah banyaknya kesibukan membuat keduanya tidak berjumpa hingga belasan tahun lamanya.

Seperti sebuah kebetulan, Udin ada urusan yang harus diselesaikan di kota tempat tinggal Didin. Nah, kesempatan ini tak boleh aku sia-siakan, tekad Udin dalam hati.

Setelah semua urusan beres, mulailah si Udin mencari alamat Didin, sahabat yang dirindukannya. Awal mulanya agak sulit karena Didin ternyata sudah pindah alamat, namun dengan tekadnya yang besar, akhirnya bertemulah keduanya.

”Ahlan wa sahlan!!!” teriak Didin begitu melihat Udin di depan pintu. Keduanya berpelukan lama kemudian terlibat dalam obrolan hangat.

”Sebentar” ujar Didin, ”Aku belum Sholat nih! Biar ngobrolnya enak, kau di sini dulu, aku Sholat dulu. Ok?

”Ok. Aku tadi sudah Sholat di Masjid”

“Tomo!” Didin memanggil pembantunya.

“Ya, mas!” Tomo datang menghadap.

“Ini temanku, Ustadz Udin namanya. Aku mau Sholat dulu, tolong layani dia sebaik-baiknya”

“Ya mas!” Didin berlalu…

“Ustadz minum kopi, teh atau susu?”

”Kopi saja”

”Kopinya kopi arab, kopi tubruk, kopi jahe atau…”

”Apa ajalah”

”Pake gula, krim, madu?”

”Gula”

”Pake susu?”

”Boleh”

”Susu sapi, susu onta, susu kambing?”



”Susu sapi”

”Sapi perah, sapi Australi…”

”Sudah-sudah, saya minum air putih saja”

“Merk aqua, ades…”

“Apa aja deh. Terserah kamu!”

”Rasa anggur, strawberry…”

”Gini aja, aku gak minum. Capek pengen istirahat!” tukas Udin kesal sambil meletakkan kepalanya pada sandaran kursi.


2. Menteri Tahajjud Siang Malam

heran...

Dalam suatu acara halaqah di sebuah pesantren di Jawa Timur yang dihadiri para Kiai, seorang menteri yang sangat terkenal datang memenuhi undangan panitia. Konon kabarnya, kedatangan menteri tersebut di samping akan memberikan sambutan juga diharapkan bisa memberikan sumbangan ala kadarnya bagi pembangunan di pesantren.





Selang beberapa menit acara dibuka oleh pemandu acara, tibalah saatnya Bapak Menteri mendapat giliran memberikan sambutan. Seperti biasa dalam acara-acara formal setelah memberi salam dan kata penghormatan secukupnya, Pak Menteri itu sampai pada isi sambutannya.

“Saudara-saudara sekalian yang terhormat,” katanya.
“Meskipun Bapak-bapak Kiai yang ada di sini Tahajjud siang-malam belum tentu lebih mulia dari seorang yang mengerti teknologi,” lanjutnya dengan sangat berapi-api.

Sontak, para hadirin dibikin geger dengan sambutan itu. Menit berikutnya para Kiai satu demi satu meninggalkan ruang pertemuan. Mereka tidak mau mendengarkan sambutan Pak Menteri yang rajin Puasa Senin-Kamis itu.

Usut punya usut ternyata ketersinggungan para Kiai bukan karena Pak Menteri sudah melecehkan keberadaan mereka di mata para Santri. Para Kiai tersinggung karena Pak Menteri salah ucap.

“Mana ada Tahajjud siang-malam,” kata seorang Kiai sambil menggerutu.